PERANAN GURU PEMBIMBING PADA ANAK TINGKAT SEKOLAH DASAR
BAB
IPENDAHULUAN Secara umum, latar belakang perlunya
bimbingan berhubungan erat dengan pencapaian tujuan pendidikan nasional, yaitu:
meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman
dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab,
mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani.
Dalam proses pendidikan, banyak dijumpai permasalahan yang dialami oleh
anak-anak. Permasalah yang dialami siswa di sekolah sering kali tidak dapat
dihindari meski dengan pengajaran yang baik sekaligus. Hal ini disebabkan
sumber-sumber permasalahan banyak yang berasal dari luar sekolah. Dalam hal
ini, permasalahan yang timbul, siswa tidak boleh dibiarkan begitu saja,
termasuk perilaku siswa yang tidak bisa mengatur waktu untuk melakukan
aktivitas belajar sesuai dengan apa yang dibutuhkan, diatur, dan diharapkan.
Apabila para siswa tersebut belajar dengan kehendak sendiri dalam arti tanpa
aturan yang jelas, maka upaya belajar siswa tersebut tidak dapat berjalan
secara efektif.
Di sinilah peran seorang guru terutama guru pembimbing diperlukan untuk
mendampingi dan membimbing mereka dalam menyelesaikan permasalahan
–permasalahan yang mereka hadapi, serta mengarahkan mereka untuk bertindak dan
berperilaku dengan baik. Hal ini dilakukan dari sejak dini agar mereka memiliki
budi pekerti yang baik pada akhirnya.
Lalu bagaimanakah peran seorang guru pembimbing pada anak usia seperti mereka
yaitu pada tingkat Sekolah Dasar (SD)?
Berdasarkan hal tersebut, penulis mencoba membuat suatu makalah yang berisi
tentang peranan guru pembimbing pada anak tingkat Sekolah Dasar (SD) yang
diharapkan dapat menjadi referensi bagi pelaksana pendidikan terutama di bidang
bimbingan dan konseling.
BAB
IIISI
Pengertian Bimbingan dan Konseling
Istilah bimbingan menurut Shertzer dan Stone (dalam Winkel, 1997: 1) diartikan
sebagai proses membantu orang-perorangan untuk memahami diri dan lingkungan
hidupnya.
Bimbingan ialah penolong individu agar dapat mengenal dirinya dan supaya
individu itu dapat mengenal serta dapat memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi di dalam kehidupannya (Oemar Hamalik, 2000:193).
Bimbingan membantu setiap individu untuk lebih mangenali berbagai informasi
tentang dirinya sendiri.(Ciscolm, dalam Mc.Daniel, 1950)
Bimbingan sebagai proses layanan yang diberikan kepada individu guna membantu
mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk membuat
pilihan-pilihan. Rencana-rencana, dan interpretasi yang diperlukan untuk
menyesuaikan diri yang baik.(Smith, dalam Mc. Daniel, 1959)
Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa bimbingan
adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh tenaga ahli kepada
seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa,
agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan diri sendiri dan
mandiri dalam memanfaatkan kekuatan yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan
norma yang berlaku..
Konseling adalah proses pemberian yang dilakukan melalui wawancara konseling
oleh seorang ahli kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah yang
bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien (Prayitno,
1997:106).
Konseling merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada seseorang supaya dia
memperoleh konsep diri dan kepercayaan pada diri sendiri, untuk dimanfaatkan
olehnya dan memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang (Mungin Eddy
Wibowo, 1986:39).
Dari pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bawa konseling adalah
proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seeorang ahli kepada individu yang
sedang mengalami suatu masalah yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi
oleh klien tersebut.
Tujuan bimbingan dan konseling ialah agar konseli dapat:
1. Merencanakan kehidupannya di masa mendatang;
2. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal
mungkin;
3. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, masyarakat serta lingkungan
kerjanya;
4. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian
dengan lingkungan pendidikan, masyarakat maupun lingkungan kerja.
Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
Sekolah Dasar bertanggung jawab memberikan pengalaman-pengalaman dasar kepada
anak,yaitu kemampuan dan kecakapan membaca,menulis dan berhitung,pengetahuan
umum serta perkembangan kepribadian,yaitu sikap terbuka terhadap orang
lain,penuh inisiatif,kreatifitas,dan kepemimpinan,ketrampilan serta sikap
bertanggung jawab guru sekolah dasar memegang peranan dan memikul tanggung
jawab untuk memahami anak dan membantu perkembangan social pribadi anak.
1. Tindakan preventif di Sekolah Dasar.
Tuntutan untuk mengadakan identifikasi secara awal diakui kebenarannya oleh
para ahli bimbingan karena:
· Kepribadian anak masih luwes, belum menemukan banyak masalh hidup,mudah
terbentuk dan masih akan banyak mengalami perkembangan
· Orang tua murid sering berhubungan dengan guru dan mudah dibentuk hubungan
tersebut,orang tua juga aktif pendidikan anaknya disekolah.
· Masa depan anak masih terbuka sehingga dapat belajar mengenali diri sendiri
dan dapat menghadapi suatu masalah dikemudian hari.
Bimbingan tidak hanya pada anak yang bermasalah melainkan pandangan bimbingan
dewasa ini yaitu menyediakan suasana atau situasi perkembangan yang
baik,sehingga setiap anak di sekolah dapat terdorong semangat blejarnya dan
dapat mengembangkan pribadinya sebik mungkin dan terhindar dari praktik-praktik
yang merusak perkembangan anak itu sendiri.
2. Kesiapan di Sekolah Dasar
Konsep psikologi belajar mengenai kesiapan belajar menunjukan bahwa hambatan
pendidikan dapat timbul jika kurikulum diberikan kepada anak terlalu
cepat/terlalu lambat,untuk menghadapi perubahan dan perkembangan pendidikan
yang terus menerus perlu adanya penyuluhan untuk menumbahkan motivasi dan
menciptakan situasi balajar dengan baik sehingga diperoleh kreatifitas dan
kepemimpinan yang positif pada aktrifitas melalui penyuluhan kepada orang tua
dan murid.
Di Sekolah Dasar, pelaksanaan program bimbingan berkaitan dengan enam aspek
yang idealnya dapat terpenuhi yaitu:
1. Sebagai penjabaran dari tujuan pendidikan nasional bahwa pendidikan dasar
memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupannya
sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia
serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah.
2. Kebutuhan pada anak sekolah, yaitu kebutuhan mendapatkan kasih sayang dan perhatian,
menerima pengakuan terhadap dorongan untuk memajukan perkembangan kognitifnya
serta memperoleh pengakuan dan teman sebaya. Tugas-tugas perkembangan yang
dihadapi oleh siswa adalah, antara lain mengatur beraneka kegiatan belajarnya
dengan bersikap tanggungjawab, bertingkah laku dengan cara yang dapat diterima
oleh keluarga dan teman-teman sebayanya, cepat mengembangkan bekal kemampuan
dasar dalam membaca, menulis dan berhitung, mengembangkan kesadaran moral
berdasarkan nilai-nilai kehidupan dengan membentuk kata hati.
3. Pola dasar bimbingan yang dipegang adalah pola generalis.
4. Komponen bimbingan yang diprioritaskan ialah pengumpulan data, pemberian
informasi dan konsultasi. Pemberian informasi meliputi perkenalan dengan
sejumlah bidang pekerjaan yang relevan unuk siswa-siswi di daerah tertentu,
pengetahuan tentang cara bergaul yang baik dan beberapa patokan dasar untuk
menjaga kesehatan mental. Konsultasi diberikan oleh guru kelas kepada orangtua
siswa dan oleh tenaga bimbingan profesional kepada guru-guru yang membutuhkan.
5. Bentuk bimbingan yang kerap digunakan ialah bimbingan kelompok. Sifat
bimbingan yang mencolok ialah sifat perseveratif dan preventif sehingga siswa
dapat memiliki taraf kesehatan mental yang wajar. Sifat korektif akan muncul
apabila terjadi kasus penyimpangan dari laju perkembangan normal yang biasanya
berkaitan erat dengan situasi keluarga.
6. Tenaga yang memegang peranan kunci bimbingan di Sekolah Dasar saat ini
adalah guru kelas, yang mengumpulkan data tentang siswa dan menyisipkan banyak
materi informasi dalam pengajaran. Koordinasi seluruh kegiatan bimbingan dapat
dipegang oleh Kepala Sekolah. Namun lebih baik kalau diangkat seorang tenaga
bimbingan profesional yang bertugas sebagai koordinator. Koordinator ini adalah
seorang tenaga generalis, dalam arti memberikan beberapa layanan bimbingan,
baik yang dilakukan sendiri maupun direncanakan untuk diselenggarakan oleh
guru-guru kelas. Tenaga bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar biasanya bukan
anggota staf di sekolah melainkan tenaga bimbingan profesional yang datang ke
sekolah-sekolah secara bergilir di wilayah tertentu untuk menagani kasus-kasus
yang tidak dapat ditangani oleh staf sekolah.
Namun pada saat ini pelayanan bimbingan kepada siswa di Sekolah Dasar di Indonesia
masih dalam taraf perkembangan. Dengan kata lain, sampai sekarang ini, di
jenjang Sekolah Dasar, tidak ada layanan bimbingan yang diberikan secara
khusus. Namun semua itu kembali kepada kebijakan sekolah dan juga kesadaran
pihak sekolah akan pengetahuan dan informasi pelayanan bimbingan dan konseling
di sekolah.
Bimbingan konseling bukanlah kegiatan pembelajaran dalam konteks adegan belajar
mengajar yang layaknya dilakukan oleh seorang guru terhadapmuridnya,sebagai
pembelajaran bidang studi, melainkan layanan ahli dalam konteks memandirikan
siswa.
Merujuk pada UU No. 20/203 tentang Sistem Pendidikan Nasional, sebutan untuk
guru pembimbing dimantapkan sebagai Konselor. Keberadaan konselor dalam sistem
pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar
dengan kualifikasi gur, dosen, pamong belajar, tutor, widyaswara, fasilitator,
dan instruktur.
Dalam konteks tersebut, layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh
guru pembimbing sangat diperlukan mengingat banyaknya masalah siswa di sekolah
dan besarnya kebutuhan siswa untuk diarahkan dalam memilih dan mengambil
keputusan.
Prinsip-prinsip Bimbingan Konseling di SD
Berikut ini prinsip-prinsip bimbingan konseling yang diramu dari sejumlah
sumber, sebagai berikut:
a. Sikap dan tingkah laku seseorang sebagai pencerminan dari segala kejiwaannya
adakah unik dan khas. Keunikan ini memberikan ciri atau merupakan aspek
kepribadian seseorang. Prinsip bimbingan adalah memperhatikan keunikan, sikap
dan tingkah laku seseorang, dalam memberikan layanan perlu menggunakan
cara-cara yang sesuai atau tepat.
b. Tiap individu mempunyai perbedaan serta mempunyai berbagai kebutuhan. Oleh
karenanya dalam memberikan bimbingan agar dapat efektif perlu memilih
teknik-teknik yang sesuai dengan perbedaan dan berbagai kebutuhan individu.
c. Bimbingan pada prinsipnya diarahkan pada suatu bantuan yang pada akhirnya
orang yang dibantu mampu menghadapi dan mengatasi kesulitannya sendiri.
d. Dalam suatu proses bimbingan orang yang dibimbing harus aktif , mempunyai
bayak inisiatif. Sehingga proses bimbingan pada prinsipnya berpusat pada orang
yang dibimbing.
e. Prinsip referal atau pelimpahan dalam bimbingan perlu dilakukan. Ini terjadi
apabila ternyata masalah yang timbul tidak dapat diselesaikan oleh sekolah
(petugas bimbingan). Untuk menangani masalah tersebut perlu diserahkan kepada
petugas atau lembaga lain yang lebih ahli.
f. Pada tahap awal dalam bimbingan pada prinsipnya dimulai dengan kegiatan
identifikasi kebutuhan dan kesulitan-kesulitan yang dialami individu yang
dibimbing.
g. Proses bimbingan pada prinsipnya dilaksanakan secara fleksibel sesuai dengan
kebutuhan yang dibimbing serta kondisi lingkungan masyarakatnya.
h. Program bimbingan dan konseling di sekolah harus sejalan dengan program
pendidikan pada sekolah yang bersangkutan. Hal ini merupakan keharusan karena
usaha bimbingan mempunyai peran untuk memperlancar jalannya proses pendidikan
dalam mencapai tujuan pendidikan.
i. Dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah hendaklah
dipimpin oleh seorang petugas yang benar-benar memiliki keahlian dalam bidang
bimbingan. Di samping itu ia mempunyai kesanggupan bekerja sama dengan
petugas-petugas lain yang terlibat.
j. Program bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya senantiasa diadakan
penilaian secara teratur. Maksud penilaian ini untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dan manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan program bimbingan.
Prinsip ini sebagai tahap evaluasi dalam layanan bimbingan konseling nampaknya
masih sering dilupakan. Padahal sebenarnya tahap evaluasi sangat penting
artinya, di samping untuk menilai tingkat keberhasilan juga untuk
menyempurnakan program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling (Prayitno,
1997:219).
Dalam konteks pemberian layanan bimbingan konseling, Prayitno (1997:35-36)
mengatakan bahwa pemberian layanan bimbingan konseling meliputi layanan
orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, konseling
perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok.
Layanan –layanan yang dapat diberikan seorang guru pembimbing pada anak tingkat
sekolah dasar antara lain:
1. Layanan orientasi
Layanan ini menyangkut perkenalan terhadap lingkungan sekolah berupa sistem
pendidikan dsb. Namun, untuk anak Sekolah Dasar, orientasi tersebut dilakukan
terhadap orang tua, sehingga seorang guru pembimbing dapat mengetaui lebih
detail tentang siswa dai orang tua/wali muris yang bersangkutan dengan baik.,
2. Layanan informasi
Pemberian informasi dilakukan guru pembimbing dengan memanggil orang tua siswa
atau waliny, dan memberikan informasi-informasi yang terkait dengan
perkembangan anak didiknya.
3. Layanan penempatan dan penyaluran
Layanan ini diberikan pada anak Sekolah Dasar yang akan mangakhiri sekolah
mereka yaitu anak kelas VI SD. Hal ini diperlukan untuk memberikan pengarahan
terhadap siswa untuk melanjutkan studi mereka pada jejang ang lebih tinggi.
4. Layanan bimbingan belajar
Layanan ini digunakan untuk membantu siswa yang mengalami masalah kesulitan
belajar. Seorang guru pembimbing akan mengusulkan atau memberi saran terhadap
siswa tersebut untuk membentuk suatu kelombok belajar agar dapat membantu
penyelesaian masalah kesulitan belajar tersebut.
Selain itu, guru kelas juga dapat berkonsultasi pada guru pembimbing agar
proses pendidikan dapat berjalan dengan lebih baik.BAB
IIIPENUTUP
Kesimpulan
Anak-anak Sekolah Dasar memerlukan bimbingan dari seorang guru yang mampu
mengerti permasalahan yang mereka hadapi, baik permasalahan dalam menyesuaikan
diri dengan siswa lain, masalah keluarga, masalah pergaulan dengan teman
sebaya, ataupun masalah yang berkaitan dengan tugas belajar, serta masalah
menghadapi jenjang sekolah yang lebih tinggi yaitu tingkat SMP. Maka daru itu,
diperlukan seorang guru pembimbing dalam membantu menyelesaikan permasalahan
tersebut. Dalam hal ini guru pembimbing berperan dalam membimbing dan
mengarahkan siswa untuk memiliki pribadi yang baik dan bertanggung jawab, ini
dilakukan melalui orang tua maupun langsung pada siswa tersebut melalui
beberapa layanan yang ada.
Saran
Saat ini pelaksanaan bimbingan dan konseling kurang digerakkan pada
sekolah-sekolah terutama Sekolah Dasar. Oleh karena itu, sebaiknya pihak
sekolah lebih meningkatkan pelaksanaan bombongan dan konselong, serta pengadaan
guru pembimbing tang ahli di bidangnya, sehingga pelaksanaan bimbingan dan
konseling di sekolah dasar dapat meningkat dan hal ini berpengaruh pada
pelayanan pendidikan bagi siswa.
DAFTAR
PUSTAKA
Hellen AA. 2005. Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Quantum Teaching.
Nurihsan, Juntika. 2005. Manajemen Bimbingan Konseling di SD Kurikulum 2004.
Jakarta: Gramedia Widiasaraan Indonesia.
Prayitno Erman Amti. 1997. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Depdikbud.
http://psikonseling.blogspot.com/
http://konselingindonesia.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar