Powered By Blogger

Jumat, 08 November 2013

KONSEP DASAR PENGORGANISASIAN DALAM BK

BAB 1
PENDAHULUAN

      1.1  Latar Belakang

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar orang yang dibimbing mendapat mengembangkan kemampuan dirinya bsendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang ada.

Menurut Bernard & Fullmer ( dalam Prayitno dan E.Amti, 1994:101) Konseling meliputi pemahaman dan hubungan individu untuk mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan, motivasi, dan potensi-potensi yang unik dari individu dan membantu individu yang bersangkutan untuk mengapresiasi ketiga hal tersebut.

Bimbingan dan konseling memiliki keterikatan satu sama lain. Hampir diseluruh sekolah memilki guru pembimbing ( yang bertugas melakukan pelayanan Bimbingan dan Konseling), hal ini dikarenakan untuk membantu siswa-siswa di sekolah tersebut untuk bisa menjalani kehidupannya dengan baik, serta untuk membantu siswa dalam memecahkan masalahnya.
Bimbingan dan konseling disekolah tidak berdiri sendiri, melainkan ada struktur organisasinya, yang mana di kepalai oleh kepala sekolah yang bertugas sebagai pengawas.
Selain organisasi, bimbingan dan konseling juga mempunyai pola organisasi.


     




 
1.2  Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang muncul dalam makalah ini adalah:
            1.2.1        Bagaimanakah konsep dasar organisasi dalam bimbingan dan konseling
            1.2.2        Bagaimanakah prinsip organisasi dalam bimbingan dan konseling
     
     
1.3  Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini, yaitu:
            1.3.1        Mengetahui konsep dasar organisasi dalam bimbingan dan konseling
            1.3.2        Mengetahui prinsip organisasi dalam bimbingan dan konseling



















BAB 2
PEMBAHASAN

Konsep Dasar Organisasi Bimbingan dan Konseling

A.    Pengertian Organisasi Bimbingan dan Konseling

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1998) kata organisasi berarti, “kesatuan (susunan, dan sebagainya) yang terdiri atas bagian-bagian (orang, dan sebagainya) di dalam perkumpulan dan sebagainya untuk tujuan tertentu.”; atau “kelompok kerja sama antara orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama” . Dengan demikian, apa yang dimaksudkan dengan organisasi bimbingan adalah sama dengan mengorganisasi bimbingan, dimana kata mengorganisasi menurut KBBI berarti :” mengatur dan menyusun bagian-bagian (orang, dan sebagainya) sehingga seluruhnya menjadi suatu kesatuan yang teratur.

 B. Manfaat pengorganisasian

1) Tiap personel BK menyadari tugas, wewenang dan tanggung jawabnya.
2) Terhindar dari tumpang tindih tugas.
3) Terjadi mekanisme kerja secara baik dan teratur
4) Terjadi kelancaran, efisiensi dan efektivitas.

C. Implementasi pengorganisasian dalam Bimbingan dan Konseling

Tanpa pengorganisasian, BK tidak akan terlaksana secara sistematis, tidak ada suatu koordinasi,   perencanaan, sasaran yang jelas, serta kepemimpinan yang proporsional dan profesional. Pengorganisasian BK membantu seluruh personel sekolah, siswa dan orang tua dalam mengoptimalkan peran masing-masing serta mencegah terjadinya penyalahgunaan tugas tiap personel.

D. Organisasi dan Personalia

Manajemen Bimbingan dan Konseling di sekolah diselenggarkan oleh suatu organisasi dengan sejumlah personalia. Organisasi ini mencerminkan keterkaitan berbagai komponen dalam pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Komponen pokok dalam organisasi Bimbingan dan Konseling di sekolah adalah:
     1.      Guru Pembimbing (di SLTP/SLTA dan guru kelas (di SD) ) yang merupakan pelaksana utama kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.
     2.      Koordinator Bimbingan dan Konseling sebagai penanggung jawab utama pengelolaan bimbingan dan konseling di sekolah
     3.      Kepala sekolah, sebagai penanggung jawab menyeluruh kegiatan sekolah, termasuk kegiatan bimbingan dan konseling
     4.      Wali kelas, sebagai pengelola khusus sekelompok siswa dalam satu kelas sebagai kelompok sasaran pokok Bimbingan dan Konseling.
     5.      Guru Mata pelajaran dan Guru praktik, sebagai mitra kerja guru pembimbing dan guru mata pelajaran / praktik saling menunjang demi suksesnya program pengajaran dan program Bimbingan dan konseling
     6.      Pengawas sekolah bidang Bimbingan dan Konseling, dengan pejabat yang menyelenggarakan pengawasan dan pembinaan terhadap kegiatan guru pembimbing dalam rangka peningkatan kinerja bimbingan dan konseling di sekolah.
      7.      Siswa di sekolah yang bersangkutan, sebagai kelompok sasaran langsung kegiatan bimbingan dan konseling. Untuk ini motto yang dikembangkan adalah BK PEDULI SISWA.

Personalia yang berada di dalam masing-masing komponen tersebut diatas menyandang tugas, tanggung jawab, kewajiban, wewenang dan hak, khususnya dalam bidang kegiatan BK di sekolah. Tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak tersebut tidak boleh saling bertentangan atau melemahkan, melainkan justru menunjang, menguatkan, dan membesarkan.




Hal yang perlu diperhatikan agar pengorganisasian BK berjalan baik :

1.      Semua personel sekolah dihimpun dalam satu wadah, agar terwujud satu kesatuan cara bertindak kaitannya dalam memberikan layanan BK.
2.       Mekanisme kerja harus tunggal.
3.      Tugas, wewenang dan tanggguang jawab tiap personel jelas.

E. Tugas dan peran masing-masing personel yaitu:

1) Kepala Sekolah, sebagai penanggung jawab seluruh kegiatan sekolah, pemantau dan suvervisi pelaksana BK.

2) Wakil Kepala Sekolah, bertugas sesuai dengan bidang garapannya. Tugas-tugasnya yaitu:
• Pelaksana kebijakan kepala sekolah, terutama yang berkaitan dengan BK
• Penyedia informasi
• Mensosialisasikan program BK sesuai dengan bidangnya.

3) Wali Kelas, bertugas sebagai penyedia informasi, pemantau perkembangan dan kemajuan siswa, fasilitator dalam mensosialisasikan layanan BK serta membantu mengidentifikasi siswa yang membbutuhkan layanan responsif.

4) Guru Mata Pelajaran, bertugas mensosialisasikan layanan BK, menyediakan informasi tentang siswa saat proses belajar, mengidentifikasi siswa, serta memantau perkembangan dan kemajuan siswa.

5) Staf Administrasi, bertugas membantu mempersiapkan dan mengadministrasikan kegiatan BK serta memberi informasi tentang pelaksanaan layanan BK.

6) Konselor, bertugas:
• Mengorganisasikan Layanan BK
• Menganalisis karakteristik dan kebutuhan siswa serta kondisi sekolah.
• Mengkoordinasikan seluruh personel layanan BK.
• Menyusun, melaksanakan, mengevaluasi program.
• Mempertanggungjawabkan semua kegiatan BK kepada Kepala Sekolah.


F. Prinsip Organisasi Bimbingan dan Konseling

Prinsip-prinsip organisasi bimbingan dan konseling
Dalam organisasi bimbingan dan konseling di sekolah perlu diperhatikan beberapa prinsip operasional untuk menjamin kelancaran pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Prinsip-prinsip itu diantaranya mencakup:

      1.      Program layanan bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya dirumuskan dengan jelas, sehingga tujuan yang ingin dicapai jelas diketahui oleh pihak-pihak yang bersangkutan terutama untuk memudahkan pelaksanaan pembagian tugas, tanggung jawab dan wewenang serta mengadakan penilaian terhadap program pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling itu sendiri.
      2.      Program bimbingan dan konseling harus disusun sesuai kebutuhan sekolah masing-masing. Sebab tiap sekolah memiliki kebutuhan, fasilitas tenaga personil yang berbeda-beda antara satu sekolah dengan yang lainnya.
       3.      Penempatan petugas-petugas bimbingan dan konseling harus disesuaikan dengan kompetensi, kualifikasi pendidikan, kemampuan, potensi-potensi dan keahliannya masing-masing.
4.      Program bimbingan dan konseling hendaknya diorganisasikan secara sederhana. Dalam artian program bimbingan dan konseling yang diorganisasikan secara sederhana itu harus mudah untuk dipelajari, dilaksanakan, dikontrol atau diawasi pelaksanaannya, dan memiliki fleksibilitas tinggi serta memiliki garis tanggung jawab yang jelas.
5.      Perlu diciptakan jalinan kerjasama yang erat antara petugas-petugas bimbingan dan konseling di dalam sekolah dan luar sekolah yang berkaitan dengan program bimbingan dan konseling di sekolah.
6.      Organisasi bimbingan dan konseling di sekolah harus dapat memberikan berbagai informasi yang penting bagi pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling, baik secara periodik maupun secara incidental pada seluruh personel sekolah ataupun pihak di luar lingkungan sekolah.
7.      Program layanan bimbingan dan konseling haruslah merupakan suatu program yang terpadu dengan keseluruhan program pendidikan di sekolah.




G. Pola Organisasi Pelayanan Bimbingan dan Konseling

Manajemen bimbingan dan konseling di sekolah agar bisa berjalan seperti yang diharapkan antara lain perlu didukung oleh adanya organisasi yang jelas dan teratur. Organisasi yang demikian itu secara tegas mengatur kedudukan, tugas dan tanggung jawab para personil sekolah yang terlibat. Demikian pula, organisasi tersebut tergambar dalam struktur atau pola oraganisasi yang bervariasi yang tergantung pada keadaan dan karakteristik sekolah masing-masing. Hal-hal yang membedakan antara lain dilihat dari segi peranan, wewenang, dan tanggungjawab dari penguasa sekolah, serta terletak pada kondisi sekolah yang bersangkutan, tenaga atau personel yang tersedia, serta fasilitas yang ada.

Sebagai contoh, untuk sebuah sekolah yang jumlah siswanya sedikit dengan jumlah guru pembimbing yang terbatas maka pola organisasinya bisa bersifat sederhana.Sebaliknya, jika sekolah tersebut siswanya berjumlah banyak dengan didukung oleh personil sekolah yang memadai diperlukan sebuah pola organisasi bimbingan dan konseling yang lebih kompleks.




Ada tiga macam pola umum organisasi bimbingan dan konseling di sekolah, diantaranya:
      1.      Pola umum organisasi pelayanan bimbingan dan konseling I
      2.      Pola umum organisasi pelayanan bimbingan dan konseling II
      3.      Pola umum organisasi pelayanan bimbingan dan konseling III


















KESIMPULAN
            Jadi dari isi makalah tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa konsep dasar organisasi dalam bimbingan dan konseling berperan sangat penting karena pelaksanaaannya tiap personel BK menyadari tugas, wewenang dan tanggung jawabnya, Terhindar dari tumpang tindih tugas,  Terjadi mekanisme kerja secara baik dan teratur,  Terjadi kelancaran, efisiensi dan efektivitas.
Tanpa pengorganisasian, BK tidak akan terlaksana secara sistematis, tidak ada suatu koordinasi,   perencanaan, sasaran yang jelas, serta kepemimpinan yang proporsional dan profesional. Pengorganisasian BK membantu seluruh personel sekolah, siswa dan orang tua dalam mengoptimalkan peran masing-masing serta mencegah terjadinya penyalahgunaan tugas tiap personel.














DAFTAR PUSTAKA
ebookbrowse.com/konsep-dasar-organisasi-bimbingan-konseling-pdf-d316054979
Eko13.wordpress.com/2012/10/03/konsep-dasar-bimbingan-dan-konseling-kelompok-i/

mza6bk.blogspot.com/2011/04/manajemen-bk.html

Tidak ada komentar: