BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bimbingan
adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang yang ahli kepada
seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa,
agar orang yang dibimbing mendapat mengembangkan kemampuan dirinya bsendiri dan
mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu yang ada dan dapat dikembangkan
berdasarkan norma-norma yang ada.
Menurut
Bernard & Fullmer ( dalam Prayitno dan E.Amti, 1994:101) Konseling meliputi
pemahaman dan hubungan individu untuk mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan,
motivasi, dan potensi-potensi yang unik dari individu dan membantu individu
yang bersangkutan untuk mengapresiasi ketiga hal tersebut.
Bimbingan
dan konseling memiliki keterikatan satu sama lain. Hampir diseluruh sekolah
memilki guru pembimbing ( yang bertugas melakukan pelayanan Bimbingan dan
Konseling), hal ini dikarenakan untuk membantu siswa-siswa di sekolah tersebut
untuk bisa menjalani kehidupannya dengan baik, serta untuk membantu siswa dalam
memecahkan masalahnya.
Bimbingan
dan konseling disekolah tidak berdiri sendiri, melainkan ada struktur
organisasinya, yang mana di kepalai oleh kepala sekolah yang bertugas sebagai
pengawas.
Selain
organisasi, bimbingan dan konseling juga mempunyai pola organisasi.
1.2
Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang muncul
dalam makalah ini adalah:
1.2.1
Bagaimanakah konsep dasar organisasi dalam bimbingan dan konseling
1.2.2
Bagaimanakah prinsip organisasi dalam bimbingan dan konseling
1.3
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah
ini, yaitu:
1.3.1
Mengetahui konsep dasar organisasi dalam bimbingan dan konseling
1.3.2
Mengetahui prinsip organisasi dalam bimbingan dan konseling
BAB
2
PEMBAHASAN
Konsep
Dasar Organisasi Bimbingan dan Konseling
A. Pengertian Organisasi Bimbingan dan Konseling
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI, 1998) kata organisasi
berarti, “kesatuan (susunan, dan sebagainya) yang terdiri atas bagian-bagian
(orang, dan sebagainya) di dalam perkumpulan dan sebagainya untuk tujuan
tertentu.”; atau “kelompok kerja sama antara orang yang diadakan untuk mencapai
tujuan bersama” . Dengan demikian, apa yang dimaksudkan dengan organisasi
bimbingan adalah sama dengan mengorganisasi bimbingan, dimana kata mengorganisasi menurut KBBI berarti :”
mengatur dan menyusun bagian-bagian (orang, dan sebagainya) sehingga seluruhnya
menjadi suatu kesatuan yang teratur.
B. Manfaat pengorganisasian
1) Tiap personel BK
menyadari tugas, wewenang dan tanggung jawabnya.
2) Terhindar dari tumpang tindih tugas.
3) Terjadi mekanisme kerja secara baik dan teratur
4) Terjadi kelancaran, efisiensi dan efektivitas.
2) Terhindar dari tumpang tindih tugas.
3) Terjadi mekanisme kerja secara baik dan teratur
4) Terjadi kelancaran, efisiensi dan efektivitas.
C. Implementasi pengorganisasian
dalam Bimbingan dan Konseling
Tanpa pengorganisasian, BK tidak akan
terlaksana secara sistematis, tidak ada suatu koordinasi, perencanaan, sasaran yang jelas, serta
kepemimpinan yang proporsional dan profesional. Pengorganisasian BK membantu
seluruh personel sekolah, siswa dan orang tua dalam mengoptimalkan peran
masing-masing serta mencegah terjadinya penyalahgunaan tugas tiap personel.
D. Organisasi
dan Personalia
Manajemen Bimbingan dan
Konseling di sekolah diselenggarkan oleh suatu organisasi dengan sejumlah
personalia. Organisasi ini mencerminkan keterkaitan berbagai komponen dalam
pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Komponen pokok dalam organisasi
Bimbingan dan Konseling di sekolah adalah:
1.
Guru Pembimbing (di SLTP/SLTA dan guru kelas (di SD) ) yang merupakan pelaksana
utama kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.
2.
Koordinator Bimbingan dan Konseling sebagai penanggung jawab utama pengelolaan
bimbingan dan konseling di sekolah
3. Kepala
sekolah, sebagai penanggung jawab menyeluruh kegiatan sekolah, termasuk
kegiatan bimbingan dan konseling
4. Wali
kelas, sebagai pengelola khusus sekelompok siswa dalam satu kelas sebagai
kelompok sasaran pokok Bimbingan dan Konseling.
5. Guru Mata
pelajaran dan Guru praktik, sebagai mitra kerja guru pembimbing dan guru mata
pelajaran / praktik saling menunjang demi suksesnya program pengajaran dan
program Bimbingan dan konseling
6. Pengawas
sekolah bidang Bimbingan dan Konseling, dengan pejabat yang menyelenggarakan
pengawasan dan pembinaan terhadap kegiatan guru pembimbing dalam rangka
peningkatan kinerja bimbingan dan konseling di sekolah.
7. Siswa di
sekolah yang bersangkutan, sebagai kelompok sasaran langsung kegiatan bimbingan
dan konseling. Untuk ini motto yang dikembangkan adalah BK PEDULI SISWA.
Personalia yang berada di
dalam masing-masing komponen tersebut diatas menyandang tugas, tanggung jawab,
kewajiban, wewenang dan hak, khususnya dalam bidang kegiatan BK di sekolah.
Tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak tersebut tidak boleh saling
bertentangan atau melemahkan, melainkan justru menunjang, menguatkan, dan
membesarkan.
Hal yang perlu
diperhatikan agar pengorganisasian BK berjalan baik :
1.
Semua personel sekolah dihimpun dalam
satu wadah, agar terwujud satu kesatuan cara bertindak kaitannya dalam
memberikan layanan BK.
2.
Mekanisme kerja harus tunggal.
3.
Tugas, wewenang dan tanggguang jawab
tiap personel jelas.
E.
Tugas dan peran masing-masing personel yaitu:
1) Kepala Sekolah,
sebagai penanggung jawab seluruh kegiatan sekolah, pemantau dan suvervisi
pelaksana BK.
2) Wakil Kepala
Sekolah, bertugas sesuai dengan bidang garapannya. Tugas-tugasnya yaitu:
• Pelaksana kebijakan kepala sekolah, terutama yang berkaitan dengan BK
• Penyedia informasi
• Mensosialisasikan program BK sesuai dengan bidangnya.
• Pelaksana kebijakan kepala sekolah, terutama yang berkaitan dengan BK
• Penyedia informasi
• Mensosialisasikan program BK sesuai dengan bidangnya.
3) Wali Kelas, bertugas
sebagai penyedia informasi, pemantau perkembangan dan kemajuan siswa,
fasilitator dalam mensosialisasikan layanan BK serta membantu mengidentifikasi
siswa yang membbutuhkan layanan responsif.
4) Guru Mata Pelajaran,
bertugas mensosialisasikan layanan BK, menyediakan informasi tentang siswa saat
proses belajar, mengidentifikasi siswa, serta memantau perkembangan dan
kemajuan siswa.
5) Staf Administrasi,
bertugas membantu mempersiapkan dan mengadministrasikan kegiatan BK serta
memberi informasi tentang pelaksanaan layanan BK.
6) Konselor, bertugas:
• Mengorganisasikan Layanan BK
• Menganalisis karakteristik dan kebutuhan siswa serta kondisi sekolah.
• Mengkoordinasikan seluruh personel layanan BK.
• Menyusun, melaksanakan, mengevaluasi program.
• Mempertanggungjawabkan semua kegiatan BK kepada Kepala Sekolah.
• Mengorganisasikan Layanan BK
• Menganalisis karakteristik dan kebutuhan siswa serta kondisi sekolah.
• Mengkoordinasikan seluruh personel layanan BK.
• Menyusun, melaksanakan, mengevaluasi program.
• Mempertanggungjawabkan semua kegiatan BK kepada Kepala Sekolah.
F. Prinsip
Organisasi Bimbingan dan Konseling
Prinsip-prinsip organisasi bimbingan dan
konseling
Dalam organisasi bimbingan
dan konseling di sekolah perlu diperhatikan beberapa prinsip operasional untuk
menjamin kelancaran pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di
sekolah. Prinsip-prinsip itu diantaranya mencakup:
1. Program
layanan bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya dirumuskan dengan jelas,
sehingga tujuan yang ingin dicapai jelas diketahui oleh pihak-pihak yang
bersangkutan terutama untuk memudahkan pelaksanaan pembagian tugas, tanggung
jawab dan wewenang serta mengadakan penilaian terhadap program pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling itu sendiri.
2. Program
bimbingan dan konseling harus disusun sesuai kebutuhan sekolah masing-masing.
Sebab tiap sekolah memiliki kebutuhan, fasilitas tenaga personil yang
berbeda-beda antara satu sekolah dengan yang lainnya.
3.
Penempatan petugas-petugas bimbingan dan konseling harus disesuaikan dengan
kompetensi, kualifikasi pendidikan, kemampuan, potensi-potensi dan keahliannya
masing-masing.
4.
Program bimbingan dan konseling hendaknya diorganisasikan secara sederhana.
Dalam artian program bimbingan dan konseling yang diorganisasikan secara
sederhana itu harus mudah untuk dipelajari, dilaksanakan, dikontrol atau
diawasi pelaksanaannya, dan memiliki fleksibilitas tinggi serta memiliki garis
tanggung jawab yang jelas.
5.
Perlu diciptakan jalinan kerjasama yang erat antara petugas-petugas bimbingan
dan konseling di dalam sekolah dan luar sekolah yang berkaitan dengan program
bimbingan dan konseling di sekolah.
6.
Organisasi bimbingan dan konseling di sekolah harus dapat memberikan berbagai
informasi yang penting bagi pelaksanaan program layanan bimbingan dan
konseling, baik secara periodik maupun secara incidental pada seluruh personel
sekolah ataupun pihak di luar lingkungan sekolah.
7.
Program layanan bimbingan dan konseling haruslah merupakan suatu program yang
terpadu dengan keseluruhan program pendidikan di sekolah.
G. Pola
Organisasi Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Manajemen bimbingan dan
konseling di sekolah agar bisa berjalan seperti yang diharapkan antara lain
perlu didukung oleh adanya organisasi yang jelas dan teratur. Organisasi yang
demikian itu secara tegas mengatur kedudukan, tugas dan tanggung jawab para
personil sekolah yang terlibat. Demikian pula, organisasi tersebut tergambar
dalam struktur atau pola oraganisasi yang bervariasi yang tergantung pada
keadaan dan karakteristik sekolah masing-masing. Hal-hal yang membedakan antara
lain dilihat dari segi peranan, wewenang, dan tanggungjawab dari penguasa
sekolah, serta terletak pada kondisi sekolah yang bersangkutan, tenaga atau
personel yang tersedia, serta fasilitas yang ada.
Sebagai
contoh, untuk sebuah sekolah yang jumlah siswanya sedikit dengan jumlah guru
pembimbing yang terbatas maka pola organisasinya bisa bersifat
sederhana.Sebaliknya, jika sekolah tersebut siswanya berjumlah banyak dengan
didukung oleh personil sekolah yang memadai diperlukan sebuah pola organisasi
bimbingan dan konseling yang lebih kompleks.
Ada
tiga macam pola umum organisasi bimbingan dan konseling di sekolah,
diantaranya:
1.
Pola umum organisasi pelayanan bimbingan dan konseling I
2.
Pola umum organisasi pelayanan bimbingan dan konseling II
3.
Pola umum organisasi pelayanan bimbingan dan konseling III
KESIMPULAN
Jadi dari isi makalah tersebut kita dapat menyimpulkan
bahwa konsep dasar organisasi dalam bimbingan dan konseling berperan sangat
penting karena pelaksanaaannya tiap personel BK menyadari tugas, wewenang dan
tanggung jawabnya, Terhindar dari tumpang tindih tugas, Terjadi mekanisme kerja secara baik dan
teratur, Terjadi kelancaran, efisiensi
dan efektivitas.
Tanpa pengorganisasian, BK tidak akan
terlaksana secara sistematis, tidak ada suatu koordinasi, perencanaan, sasaran yang jelas, serta
kepemimpinan yang proporsional dan profesional. Pengorganisasian BK membantu
seluruh personel sekolah, siswa dan orang tua dalam mengoptimalkan peran
masing-masing serta mencegah terjadinya penyalahgunaan tugas tiap personel.
DAFTAR
PUSTAKA
ebookbrowse.com/konsep-dasar-organisasi-bimbingan-konseling-pdf-d316054979
Eko13.wordpress.com/2012/10/03/konsep-dasar-bimbingan-dan-konseling-kelompok-i/
mza6bk.blogspot.com/2011/04/manajemen-bk.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar