Powered By Blogger

Kamis, 13 Maret 2014

MEMBUMINGKAN PANCASILA

MENENGGELAMKAN PANCASILA
AZIZ BUDIARTO11144200067 (BIMBINGAN DAN KONSELING)
(Sumber Artikel : Kompas)Kamis, 1 Juni 2010.
             Hari lahirnya pancasila adalah 1 Juni 1945, perlu diperingatkan oleh bangsa Indonesia untuk menggugah kita kembali menyadari pentingnya dasar Negara pancasila sebagai filosofi dan ideology pemersatu bangsa dan Negara. Ini tidak lepas dari kondisi bangsa yang sejak era reformasi semakin jarang memebahas konsep pancasila, baik dalam konteks ketatanegaraan, kebangasaan, kemasyarakatan maupun akademik.
            Meskipun pada reformasi dari pemerintahan BJ Habibie,  Abdulrrahman Wahid , Megawati Soekarnoputri, dan sampai saat ini yaitu Susilo Bambang Yudhoyono, pancasila tetap menjadi dasar dan ideology Negara hal itu sebatas peryataan dari konstitusi. Karena banyak fenomena yang muncul diberbagai lapisan masyarakat yang hampir tidak pernah mengutip tentang pancasila dalam pandanganya. Pancasila seperti tenggelam tidak perlu dimunculkan lagi diruang public seolah – olah terpinggirkan dan terasingkan dari dinamika kehidupan bangsa. Dasar Negara ini seperti tidak dibutuhkan baik dalam kehidupan formal kenegaraan maupun sehari – hari.
            Selama 32 tahun pada masa pemerintahan soeharto, pancasila amat sering dibahas baik dalam kehidupan kenegaraan maupun kemasyarakatan. Namun, setelah lengsernya soeharto pancasila tidak terdengar lagi, bahkan muncul keengganan berbagai kalangan mengakui eksistensi pancasila. Ini akibat dari traumatisnya masyarakat terhadap peyelewengan penguasa Orde Baru yang mengatasnamakan pancasila. Pada saat itu pasca Reformasi muncul kekhawatiran, jika pancasila kembali berperan, sehingga Indonesia kembali kemasa orde baru.
          
Belajar dari peyelewengan pacasila oleh pemerintahan Orde Baru kita hendaknya menyadari pentingnya pancasila sebagai konsep Negara mengingat bangsa kita telah kehilangan arah akibat praktik korupsi, kolusi, nepotisme dan menjadi collapsed state yang fungsi – fungsinya gagal di jalankan terutama pada saat masyarakat membutuhkan kehadiranya.  Menurut Gregorius Sahdhan coolapsed state ditandai dengan kegagalan Negara menyediakan public goods dan gagalnya Negara menegakan supermasi hukum.
Analisi Artikel
Dengan adanya isu tentang membumikan pancasila, hendaknya masyarakat bangsa Indonesia melihat sejarah pancasila yang menjadi dasar Negara dan ideology Negara. Sebagai warga Negara Indonesia, kita tentu sudah mengenal dan memahami dasar Negara kita, dan di dalam Pancasila ini terkandung banyak nilai di mana dari keseluruhan nilai tersebut terkandung di dalam lima garis besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Indonesia hidup di dalam berbagai macam keanekaragaman, baik itu suku, bangsa, budaya dan agama. Dari keanekaragaman tersebut, Indonesia bersatu dalam suatu keutuhan dan menjadi kesatuan yang bersatu di dalam persatuan yang kokoh di bawah naungan Pancasila dan semboyannya Bhinneka Tunggal Ika. Pancasila mempersatukan berbagai macam kalangan dalam keanekaragaman budaya dan menjadikan Pancasila sebagai dasar kebudayaan yang menyatukan budaya satu dengan yang lain.
 Karena pada pengalaman yang sudah terjadi pada masa orde lama terjadi banyak kekacauan yang timbul karena banyak masyarakat maupun anggota politik tidak mengamalkannya pancasila begitu pula pada masa orde baru banyak peyelewengan, disentregrasi, pemberontakan dan peimpangan terhadap pancasila. Oleh karena itu kita sebagai penerus bangsa hendaknya membudyakan nilai – nilai yang tercantum pada pancasila sehingga tidak terjadi hal – hal yang kita tidak inginkan. Seperti yang dilakukan oleh Soeharto pada setiap pidatonya mengutip tentang pancasila terkait realitas social politik dan keanegaragaman budaya  yang ada. Dengan usaha tersebut kita dapat mecontoh untuk menjujung nilai – nilai yang tertanam pada pancasila, walaupun kita memulainya dari hal kecil pun kita akan membantu menempatkan kembali pancasila sebagai pandangan hidup masyarakat.
 Ada beberapa fakta tentang usaha revitalisasi eksistensi pancasila.Fakta pertama, ketika pancasila lahir saat soekarno berpidato didepan BPUPKI, 1 juni 1945, membicarakan tentang pentingya pancasila sebagai dasar Negara yang mempersatukan beranekaragam budaya yang ada di Negara Indonesia, yang tercantum di Bineka Tugal Ika.
Fakta kedua, ketika konstitusi pasca pemilu 1955, memperdebatkan apakah pancasila dipertahankan sebagai dasar Negara atau dig anti oleh ideology lain. Namun perjuangan itu tak sia – sia pancasila nasih tetap sebagai dasar Negara.
Fakta ketiga, ketika pancasila dimanupulasi oleh rezim soeharto, menunjukan pada masa orde lama adalah masa penuh kekacauan karena tidak mengamalkan pancasila.
Sudah banyak orang- orang terdahulu yang memperjuangkan pancasila namu pada masa ini seakan – akan pancasila tidak terdengar lagi, seperti tidak lagi menjadi padangan ataupu sebuah dasar Negara yang mempersatukan bangsa Indonesia sejak jaman dulu. Padahal bangsa Indonesia adalah bangsa yang terkenal dengan berbagai ragam budaya di setiap pulau – pulaunya. Dengan perilaku seperti ini yang terus menerus di pertahankan lama – lama perpecahan antara budaya yang ada di Indonesia akan mulai muncul.
 SARAN
            Saran pertama, bersifat jangka panjang peringatan hari pancasila hendaknya melahirkan komitmen menjadikan pancasila sebagai rekat yang mempersatukan bangsa, Negara dan seluruh komponen bangsa berhak sama untuk memaknai pancasila sehingga pancasila tidak lagi di posisikan sebagai milik satu kelompok saja.
                  Saran kedua,  Untuk semakin memperkokoh rasa bangga terhadap pancasila perlu adanya peningkatan pengamalan butir-bitir pancasila khususnya sila Ketuhanan yag Maha Esa. Salah satu caranya adalah dengan saling menghargai antar umat beragama ataupun jaminan terhadap keamanan dan kesejahteraan setiap masyarakat yang ada di dalamnya. Khususnya jaminan keamanan dalam melaksanakan kegiatan beribadah ataupun kesejahteraan setiap budaya. 

ALIRAN - ALIRAN DALAM PSIKOLOGIS

BAB IPENDAHULUAN 1.1. Latar BelakangPsikologi sebagai ilmu akan selalu berkembang, seiring dengan berkembangnya mazhab-mazhab dan teori-teori baru bermunculan. Teori-teori yang muncul biasanya merupakan kritik dari teori-teori sebelumnya. Memang patut diakui bahwa titik pandang ( teori ) dalam psikologi tidak ada yang sempurna, sehingga terbuka kesempatan bagi ilmuwan untuk memberikan kritik dan masukan ataupun penyempurnaan dan teori yang sudah ada, oleh sebab itu saya akan membahas beberapa aliran-aliran psikologi yang telah terangkum dalam makalah ini. 1.2. Rumusan masalah      
Dari latar belakang diatas, kami dapat meluruskan beberapa aliran-aliran psikologi sebagai berikut:1.      Aliran Behaviorisme2.      Aliran Strukturalisme3.      Aliran Fungsionalisme4.      Aliran Psikoanalisis5.      Aliran Humanisme6.      Aliran Psikologi Gestalt7.      Aliran Psikologi konitif8.      Aliran Psikologi Transpersonal 1.3. Tujuan Makalah1.      Digunakan untuk memenuhi tugas mata kuliyah Psikologi Umum.2.      Untuk membahas tentang Aliran-aliran Psikologi.1.4. Manfaat
Dalam pembahasan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kita semua dalam memperkaya kajian ilmu Psikologi mengenai Aliran-aliran Psikologi serta menambahi wawasan didalam mata kuliyah Psikologi Umum.
  BAB IIPEMBAHASAN ALIRAN-ALIRAN PSIKOLOGI 1.      Aliran Behaviorisme Peletak aliran ini ialah : Ivan Petrovich Pavlov dan William Mc Dougall. Pavlav adalah seorang sarjana ilmu faal yang sangat fanatik dan sangat anti terhadap psokologi yang dianggap kurang ilmiah. Ia terkenal dengan experiment mengenai reflek terkondisi yang dilakukan terhadap anjing yang mengeluarkan air liurnya; menurutnya “ segala aktifitas kejiwaan pada gakikatnya merupakan rangkaian reflek “. Ia mulai melakukan terhadap experiment tersebut, pada akhir abad 19 kemudian mencapai puncaknya pada tahun 1940-1950 an. Selain Pavlov pembangunan aliran ini adalah Me Dougall, ia berpendapat mengenai teori “insting”. Menurutnya insting adalah kecerendungan bertingkah laku tertentu dalam situasi tertentu sebagai hasil pembawa sejak lahir  dan tidak dipelajari sebelumnya.Aliran Behaviorisme memandang manusia sebagai mesin atau robot ( homo mecanicus ) yang dapat dikendalikan perilakunya melalui suatu pelaziman ( conditioning ). Sikap yang ingin dilatih terus-menerus sehingga menimbulkan maladaptive begviour atau perilaku menyimpang.
Melalui begaviourisme, ditemukan oleh sejumlah penelitian beberapa asa sebagai berikut:a.       Classical conditioning : suatu rangsangan akan menimbulkan pola raksi tertentu apabila rangsangan tersebut sering diberikan bersamaan dan menimbulkan seatu reaksi tersebut.
b.      Law of effect : prilaku yang menimbulkan akibat-akibat yang memuaskan akan cenderung diulang-ulang sebaliknya.
c.       Operant conditioning : pola perilaku akan manjadi mantap apabila telah menuai hal-hal yang diinginkan.
d.      Modeling : adanya kecenderungan “mengidolakan” maka akan mengikuti dan menirunya.
 Obyek psikologi dalam aliran ini adalah “ pelaku yang fenomenologis bukan prilaku yang metafisik”. Dan beberapa tokoh lain dalam aliran ini adalah john Watson, clark L.Hull, BF. Skinner dan Albert bandura. 2.      Aliran Strukturalisme Aliran ini muncul karena kerja keras Wilhelm Wundt, psikolog jerman yang pertama   mendirikan Laboratorium psikolog, karena laboratorium telah didirikan pertama dijerman, maka jerman dikenal dengan “ Ibu psikolog “. Menurutnya untuk mempelajari gejala-gejala kejiwaan harus mempelajari isi dan struktur jiwa seseorang. Metode yang digunakan adalah Intropeksi / mawas diri, obyeknya adalah “ kesadaran”Tokoh aliran lain dalah Edward Bradford Titehener, ia adalah mahasiswa sastra inggris dan penerjemahan ajaran wundt, kemudian ia pergi ke Amerika Serikat ( 1893 ) dan membangun laboratorium di Comell. 3.      Aliran Fungsionalisme Tokoh-tokoh aliran ini diantaranya yang terkenal ialah Willian James, John Dewey, James Rowland, Angell haHarvey A, Carr, James Mc Kenn cattell, E.L Thorndike dan R.S.Woodworth. Aliran ini merupakan reaksi terhadap strukturalisme tentang keadaan mental. Aliran ini pada intinya merupakan doktrim bahwa “proses adalah keadaan sadar seperti kehendak bebas, berpikir, emosi, memersepsi dan mengindra, dengan kata lain aktifitas-aktifitas di sebuah lingkungan fisik dan tidak dapat diberi eksistensi yang penting, aktifitas ini memudahkan control organisme, daya tahan hidup, adaptasi, keterikatan adalah penarikan diri, pengenalan, pengarahan dan lain-lain.Menurut pandangan James, bahwa” suatu kebenaran tidak ada yang mutlak dan berlaku umum. Sedangkan menurut John Dewey, bahwa “ tak ada sesuatu yang tetap. Manusia senantiasa bergerak dan berubah. Jika mengalami kesulitan, segera berfikir untuk mengatasi kesulitan itu, oleh karena itu berfikir tidak lain sebagai alat ( instrumen ) untuk bertindak.   4.      Aliran Psikoanalisis Aliran Psikoanalisis sangat kontras dengan aliran begaviourisme. Aliran Psikoanalisis merupakan aliran yang mencari penyebab munculnya perilaku manusia pada alam tidak sadar. Tokoh aliran ini adalah “ Sigmund Freud ” dari Australia pada akhir abad ke-19 , aliran ini berpendapat bahwa “ manusia adalah mahluk yang berkeinginan ( homo volens ) “. Awal lahirnya Aliran Psikoanalisis adalah ketika tahun 1880, Burer seorang dokter saraf australia berpendapat bahwa “ pengobatan terhadap gangguan kejiwaan dapat dilakukan dengan cara mengembalikan ingatan pasien pada pengalaman masa lalunya dengan metode hipnotis”. Menurut Charcot “ gejala kelumpuhan disebabkan oleh melemahnya sistem saraf sebagai akibat keturunan”. Sedangkan menurut Freadbahwa “ reproduksi ingatan melalui pembangkitan pengalaman baru melalui metode hipnotis tidaklah tepat, karena keadaan pasien tidak sadar, dan ketidak sadaran hanya akan mengembalikan jiwa pasien keperiode ketidak sadaran yang sama ketika dibangunkan kesadaran. Tentang ingatan masa lalu melalu hipnotis adalah mimpi bukan kenyataan . oleh sebab itu Fread menemukan “ metode psikoanalisis” yang bertitik tolak dari pandangan bahwa driver utama  bagi kebangkitan kembali sistem saraf adalah dorongan seksualitas manusia. Kebutuhan seksual merupakan prioritas utama yang menjadi motor penggerak dan akan mengembalikna pasien pada posisi semula.Di alam tak sadar inilah tinggal tiga struktur mental yang diibaratkan gunung es dari kepribadian kita yaitu:1.      Id atau Es ( energi psikis )2.      Kh atau ego3.      Uber lcr atau super ego  5.      Aliran Humanisme Bagi humanisme memandang bahwa, aliran begavourisme dan psikoanalisis, telah merendahkan jati diri manusia yang dianggap robot yang mudah dikondisikan prilakunya. Aliran humanisme memandang bahwa “ manusia adalah mahluk yang mulia, yang semua kebutuhan pokok diperuntukkan untuk memperbaiki spisiesnya. Aliran ini terdapat asas-asas penting mengenai manusia sebagai berikut:
 1.      Manusia adalah mahluk yang memiliki kehendak bebas.
2.      Manusia adalah mahluk yang sadar atau berfikir.
3.      Manusia adalah mahluk yang mempunyai cita-cita dan merindukan sesuatu ideal.
4.      Manusia adalah mahluk yang kreatif.
5.      Manusia adalah mahluk yang bermoral.
6.      Manusia adalah mahluk yang sadar akan dirinya sendiri.
7.      Manusia adalah mahluk yang memiliki esensi kesucian.
Salah satu tokoh aliran ini adalah Abraham Maslow yang mengkritik freud dengan mengatakan bahwa freud hanya meneliti mengapa setengah jiwa itu sakit, bukannya meneliti mengapa seetengah jiwa yang lainnya tetap sehat.Sedangkan menurut Viktor Frankl dalam logotherany ( teknik psikoterapi ) mengatakan bahwa “ makna hidup yang bermakna, semua kehidupan yang dialami manusia memiliki hikmah dan makna tersendiri, oleh sebab itu peristiwa yang menyenangkan maupun yang menyedihkan bukanlah substansi eksistensi, sebab yang menjadi hakekat peristiwa adalah makna dan hikmahnya.Humanisme telah mengembangkan logoterapi yang mencitrakan kecerdasan manusiawi dalam tingkat yang tinggi, semangat memaknai kehidupan melalui keyakinan tentang adanya kesadaran tertinggi tentang makna hidup.Abraham Maslaw juga dikenal sebagai “ Bapak spiritual” psikologi humanistik, bagi maslaw manusia dengan potensinya akan mampu mengembangkan bakat dan kemampuannya, pengembangan potensi dan aktualisasi diri dilakukan dengan cara mengalami kehidupan secara sistimatis, mulai yang terendah hingga yang tertinggi “. Adalah Carl Rogers tentang teori humanisme mengenai potensi diri manusia, ia mengemukakan ciri-ciri orang yang sehat sebagai berikut:
 Ã˜  Pandai menikmati hidup.
Ø  Terbuka terhadap semua pengalaman.
Ø  Memilih hidup sesuai dengan panggilan hati nurani.
Ø  Apresiasif, bebas berfikir, tidak mau terikat, spakanitas, kreatif dan fleksibel.
   Adapun tokoh-tokoh psikologi humaisme selain Maslaw dan Roger adalah:
ü  William James.
ü  G. Stanly Hall.
ü  John Cohen.
ü  Albert wellek.
ü  F. T. Severin.
 6.      Aliran psikologi Gestalt   Istilah “ Gestalt “ dalam kamus berarti ( Form, Shape, Configuration, whole = bentuk, keseluruhan, esensi, totalitas, hal dan hakikat ). Aliran ini lahir sebagai upaya protes terhadap pandangan elementaris dari Ghr. V. Ehrenfern yang merupakan pelopor psikologi gestalt dengan karyanya “ Ueber Gestaltqualitaten.Metode kerjanya menganalisis unsur-unsur kejiwaan. Menurut aliran ini yang utama bukahlah element, tetapi keseluruhan kesadaran dan jiwa manusia tidak mungkin dialisis kedalam elemen-elemen. Gejala kejiwaan harus dipelajari sebagai suatu keseluruhan  atau totalitas keseluruhan adalah lebih dari sekedar penjumlahan unsur-unsurnya. Keseluruhan itu lebih ditanggapi dari bagian-bagiannya, dan bagian-bagian itu harus memperoleh makna dalam keseluruhan, artinya makana gestalt bergantung pada unsur-unsurnya dan sebaliknya arti unsur-unsur itu bergantung pada Gestalt. Tokoh-tohoh aliran Gestalt diantaranya adalah : M. Wertheimer, K. Kaffka, W. Kohler, dan H, Volkelt serta Claparede dan Decroly dengan kosepnya mengenai skematisasi, globalisasi dan sinkretisme. 7.      Aliran Psikologi Kognitif Psikologi kognitif adalah psikologi belajar yang merupakan bagian dari psikologi pendidikan, hanya saja dalam psikologi kognitif tujuan utamanya yang diarahkan adalah pada tingkah laku anak didik dalam formal atau informal. Psikologi kognitif memiliki tempat tersendiri dalam beberapa mazhab psikologi yang sampai hari ini terus mengalami perkembangan pesat.  Beberapa aliran yang terkait pada psikologi kognitif menurut Zuhairini, sebagai berikut:
 a.      Aliran Progresivisme Aliran ini mengakui dan berusaha mengembangkan asas progesivisme dalam sebuah realita kehidupan agar manusia bisa bertahan dalam menghadapi semua tantangan hidup. Aliran ini dinamakan Instrumentalisme, Eksperimentalisme dan Environmentalisme karena ketiganya berkaitan satu sama yang lainnya.
 Sifat – sifatumum lainnya ini di kelompokan menjadi dua keyakinan yakni :
1.      Sifat-sifat positif.2.      Sifat-sifat negatif.Pandangan filosofisnya berakal dari pragmatisme William James  dan John Dewey. b.      Aliran Esensialisme Aliran ini lebih fleksibel dan terbuka untuk perubahan, toleran, dan tidak ada ketertarikan dengan doktrin tertentu, aliran memandang bahwa “ pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama, yang memberikan kestabilan dan nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas. Beberapa tokoh aliran ini adalah: De iderius Erasmus, Jokana Amos Comenius, John locke, Johann henrich pestalozzi, Johane Friederich Frobel, Johann Friederich Herert dan william T. Harris. c.       Aliran Perennialisme  Aliran berpendapat bahwa mencari dan menemukan arah tujuan yang lebih jelas merupakan tugas yang utama dari kehidupan.Pengaruh tokoh aliran ini adalah Plato dan Thomas Aquinus. d.      Aliran RekonstruksionismeAliran ini tidak jauh beda dengan aliran Perennialisme.  e.       Aliran Eksisttensialisme Tokoh aliran ini adalah Martin Heidegger, J.P. Sartre dan Gabriel Marcel. Eksistensialisme adalah suatu penolakan terhadap suatu pemikiran abstrak dan tidak logis. Dengan demikian, aliran ini hendak memadukan hidup yang dimiliki dengan pengalaman dan situasi sejarah yang ia alami dan tidak mau terikat dengan hal-hal yang abstrak. Baginya segala sesuatu dimulai dari pengalaman pribadi, keyakinan yang tumbuh dari dirinya dan kemampuan serta keluasan jalan untuk mencapai keyakinan hidupnya.   8.      Aliran Psikologi Transpersonal Aliran ini dikembangkan oleh tokoh psikologi humanistis: Abraham Maslow, Sutich dan Carles Tart. Aliran ini mempunyai beberapa pandangan sebagai berikut:
a.       Manusia memiliki dimensi kesadaran fisikal dan metafisikal yang komplek.
b.      Setiap jiwa manusia memiliki pengalaman realistis dan mistik yang merupakan energi kebangkitan kemanusiaannya.
c.       Kesadaran manusia sangat kuat berhubungan dengan potensi rohaniahnya.
d.      Orientasi manusia sangat kuat dalam mengubah kehidupannya sendiri.
e.       Manusia merupakan perwujudan kemandirian dan kesadaran tunggal dari dua kekuatan yaitu; kekuatan jasmani dan rohani.
  
 BAB IIIPENUTUP Kesimpulan Dari pembahasan-pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa aliran- aliran psikologi yang paling populer adalah sebagai berikut:
a.       Aliran Behaviorisme → menganggap manusia seperti mesin atau robot, tokohnya Pavlog dan Dougall. Obyeknya adalah perilaku yang fenomenologis.
b.      Aliran Strukturalisme → mempelajari gejala-gejala kejiwaan harus mempelajari isi atau struktur jiwa seseorang. Tokohnya Edward Bradford. Objeknya adalah kesadaran.
c.       Aliran Fungsionalisme → tokohnya adalah James dan John Dewey, menurutnya tidak ada sesuatu yang tetap, oleh karena itu berfikir sebagai alat untuk bertindak.
d.      Aliran Psikoanalisis → beranggapan bahwa manusia adalah mahluk yang berkeinginan ( homo volens ). Tokohnya Sigmund Freud.
e.       Aliran Humanisme → beranggapan bahwa manusia adalah mahluk yang mulia. Tokohnya Abraham Maslow.
f.       Aliran psikologi Gestalt →   tokohnya adalah Max Wertheimer, Wolfgang, Kohler dan Kurt Koffka. Konsepnya mengenai skematisasi, globalisasi dan sinkretisme.
g.      Aliran Psikologi Kognitif → bagian dari psikologi pendidikan. Terdapat beberapa aliran yang mempunyai keterkaitan dengan aliran ini, yakni Alilran Progesivisme, Aliran Esensialisme, Aliran Perennalisme, Aliran Rekonstruksionisme dan aliran Eksistensialisme.
Aliran Psikologi Transpersonal → mengkaji tenteng potensi tertinggi yang dimiliki manusia, dan melakukan panggilan, pemahaman, perwujudan dari kesatuan, spiritualisme, serta kesadaran transendensi. Tokoh aliran ini adalah Abraham Maslar, Antony Sutich, dan Charlos.  

CARA MENGATASI KECEMASAN

CARA MENGATASI KECEMASAN Apa rasa cemas itu ?
Rasa cemas adalah bagian sari emosi normal manusia. Semua orang hampir bisa dipastikan pernah mengalami apa yang disebut rasa cemas, gelisah, kuatir, dan panik. Tapi rasa cemas ternyata bisa menjadi gangguan yang sangat parah dan berpengaruh terhadap kesehata. Jika hal ini terjadi, muncul itu penyakit atau gangguan jiwa? ''jawaban akan pertanyaan tersebut sudah menjadi perbincangan para ahli sejak dasawarsa lalu. Dan disimpulkan bahwa kecemasan merupakan penyakit tubuh dan gangguan jiwa, sekaligus saling sangat mempengaruhi.Dalam istilah psikologi, gangguan ini sering disebut Anxiet Disorders(AD). Adalah sebuah penyakit mental yang serius. Orang dengan gangguan ini biasanya memiliki rasa cemas yang besar dan berlebihan. Seringkali, kecemasan ini mempengaruhi kesehatan dan aktifitasnya. Karena akhirnya berpengaruh pada kesehatan, gangguan jiwa ini digolongakan dalam psikomatis, yaitu penyakit yang muncul karena tekanan mental.Cara mengatasi rasa cemas tidak harus dengan mengkomsumsi obat – obatan, rasa cemas juga bias di obati dengan “HIPNOTERAPI”.
Apa itu hipnoterapi ? Hipnoterapi adalah metode yang terbukti sangat baik dan efektif untuk mengatasi segala masalah yang berkaitan dengan emosi dan otak atau pikiran. Karena kecemasan diakibatkankan pikiran, maka hipnoterapi bisa membantu mengatasi kecemasan. Pada dasarnya hipnoterapi yaitu menggunakan hipnosis atau relaksasi pikiran untuk menuju ke pikiran bawah sadar dan selanjutnya membuat terapi di pikiran bawah sadar.  Bagaimana  cara mengatasi rasa cemas dengan hipnoterapi ?
Yang dilakukan hipnoterapi adalah MELEPAS semua emosi yang terkurung yang membuat anda mengalami rasa cemas. Seperti yang diuraikan di atas karena semua emosi itu baik itu rasa, cemas, marah, takut, khawatir, stress dan lain-lainnya itu semua berada di pikiran bawah sadar, maka cara yang baik dan efektif adalah dengan cara bekerja di pikiran bawah sadar untuk membuang perasaan cemas.
 Adapun cara – cara  yang dapat dilakukan dalam hal ini antara lain :
 1.      Jadi, untuk mengatasi cemas, kamu harus berlatih mengendalikan pikiranmu berada dalam tubuh saat ini dan disini, konsentrasi pada apa yang dikerjakan sekarang dan disini dimana tubuh ini beraktifitas. Apakah ini bisa menyelesaikan masalah rasa cemas? Jelas belum. Karena kemampuan pikiranmu untuk menghadirkan rasa cemas itu sudah masuk ke bawah sadar. Jadi kamu harus belajar seperti orang belajar mengemudi.
 2.      Menghadapi cemas. Jangan menolak ataupun menerima perasaan cemas itu. Biarkan dia muncul dan pergi. Tugas kita hanya mengamati perasaan itu saat ini dan disini. Sadarilah bahwa perasaan cemas itu tidak abadi. Tubuh ini juga tidak abadi dan tidak dapat kita kendalikan sesuai keinginan kita. Untuk apa mencemaskan sesuatu yang tidak bisa kita kendalikan? Sungguh sia sia mencemaskannya, karena memang tidak bisa kita kendalikan sesuai keinginan kita.
  3.      Cemas disebabkan karena kita merasa ada ego, posesif, keakuan yang tinggi sehingga selalu mempertahankan sesuatu yang yang akan merugikan atau sesuatu yang membuat diri ini menderita. Takut kehilangan, takut kegagalan, takut ini dan itu. Untuk mengurangi ego itu, kita harus latihan melepas, latihan memberi/sedekah, membantu orang lain seiklas mungkin, tanpa pamrih. Kalau ada pamrih berarti kita mempertahankan ego.
4.      Berfikir positif.
Berfikirlah bahwa cemas itu bukan menyerangmu, tapi cemas, takut, gelisah itu sebagai warning yang membantu kita melakukan sesuatu yang terbaik untuk diri kita.  Dengan takut cemas dan gelisah adalah alat makluk hidup untuk bertahan hidup. Tanpa perasaan takut, hewan tidak akan lari atau was was menghindari pemangsa, sehingga spesiesnya bisa punah.
 5.      Mendekatkan diri kepada Tuhan
Dengan keimanan dan beribadah sesuai dengan keyakinan masing – masing akan memberikan rasa temtram yang akan berpengaruh pada keseimbangan mental yang terjaga.
 

jurnal ilmu pendidikan

Jurnal ilmu pendidikan Penerbit Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Jurnal Ilmu p endidikan dan Pembelajaran Volume 4 Nomor 1 Halaman 1 – 100 Bandar Lampung, Maret 2006 ISSN 1693 – 2463 JPP, Volume 4 Nomor 1, Maret 2006, ISSN 1693 – 2463 Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Terakreditasi “C” berdasarkan keputusan dirjen dikti depdiknas Nomor: 26/DIKTI/KEP/2005, tanggal 30 Mei 2005
SUSUNAN DEWAN PENYUNTINGPenanggung Jawab Bujang Rahman
Ketua penyunting A.B. Setiyadi
Dewan Penyunting Patuan Raja, Basrowi, N.E Rusmianto, Sowiyah, Siti Samhati
Penyunting Ahli (Mitra Bastari) Ali Saukah (Universitas Malang) Salam (Universitas Negeri Makasar) Dyah Arulilina (Universitas Bengkulu) Udin Syrifudin (Universitas Terbuka)
La Marota Galib (Universitas Halu Oleo)
La Marota Galib (Universitas Halu Oleo) Junaidi Mistar (Universitas Islam Malang) Koesdwirarti Setono (Universitas Pajajaran) Gunarjo s. Budi (Universitas Palangkaraya)
Joko Nurkamto (Universitas Negeri Surakarta)
Joko Nurkamto (Universitas Negeri Surakarta) Ari Widodo (Universitas Pendidikan Indonesia) Yusuf Hadmiarso (Universitas Negeri Jakarta) Suharismi Arikunto (Universitas Negeri Yogyakarta)
PENYUNTING TEKNIK C. Ertikanto, M Widodo, Amrullah Tata Usaha
Anwar, Zainuddin
Anwar, Zainuddin Alamat Sekertariat Dekan Gedung A FKIP Universitas Lampung
jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145
jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145 Tlp : (0721) 704624, Fax : (0721) 709493, email : jppfkip@unila.ac.id
  Jurnal pendidikan dan pembelajaran terbit pertama kali April 2003, jurnal diterbitkan dua kali setahun pada bulan maret dan september, Dewan Penyunting menerima naskah hasil penelitian bidang pendidikan dan pembelajaran yang telah diringkas, untuk dipertimbangkan pemuatannya JPP, Volume 4 Nomor 1, Maret 2006,1-100
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING D1 SEKOLAH IDENTIFICATION OF NEEDS IN THE DEVELOPING OF SCHOOL GUIDANCE AND COUNSELING PROGRAM
Oleh Giyono Staf Pengajar pada Jurusan limo Pendidikan FKiP Unila Diterima 16 Januari 2006/disetujui 22 Pebruari 2006Abstract: The purposes of this research are (1) Identification of needs in guidance and counseling service program, and (2) Guidance and counseling service program that fulfill student needs. The method used to collect data was questionnaire and the data analysis was carried out descriptively. The subjects were 300 students of Tunas Harapan Senior High School. The research finds three needs of students in general. They are (1) guidance service connected to learning program, (2) guidance service connected to personal problems, and (3) guidance service connected to future career It is suggested that (1) Headmaster should provide facilities and observation on the implementation of guidance and counseling service, (2) Counselor/Consultant teachers should implement guidance and counseling service based on the real needs of students, and (3) Classroom teachers should be invoived in the socialization of guidance and counseling service program in the daily process of teaching. Key words: need identification, guidance and counseling program development
PENDAHULUAN
Pendidikan sebagai langkah strategy dalam mempersiapkan somber daya fnarusla (SDM) berkualitas (Nurcholis dalam India D)a”], 2003 xi) dan pendidikan tidak hanya ter batas pada pengajaran Pendidikan melibatkan banyak hal dan rnencakup kesehiruhan tingkah laku manusia yang cl;lak.uRar urtuk mernperoleh kesinarnhungan pertahanan dan peningkatan hidup Pendidikan sebagai usaha sengaja sistemik, taros menerus untuk mentransfer clan ryiengernbangkoin pengetahuan, sikap, nilai keterampilan RE anyak pihak menyoroti kualitas pendidikan kita menurun perbedaan kualitas pendidikan di pe¬desaan dengan pendidikan di perkotaan (A.rdhana, 1992 7) Hai ini hares ditanggapi dan direspon secara series, banyak pihak masih menganggap pendidikan: bukan mer.!pakan salah sate faktor terpuruknya bangsa kita Sehingga banyak pergamat khususnya politikus hanya mengarahkan pemikirannya pada ekonomi dan pohtlk Pendidikan Sama sekali kurang mendapat perhatian, realitas menunjukkan kapasitas clan wawasan bangsa ini masih belum berpikir jauh ke depan Sehingga hasil pendidikan di negeri ini bcium memperoleh hasil maksimal, maka sudah saatnya pendidikan bukan lags dipandang se-bagai masalah bagi lembaga penyelenggara pendidikan saja tetapi pendidikan merupa¬kan suatu masalah nasional secara keseluruhan. 76, JPP, Volume 4 Nomor 1, Maret 2006,1-100 Pendidikan mass depan dengan paradigms barn dari teaching to learning (Indra Djati, 2003: 21) dan sekolah sebagai penyelenggara pendidikan formal tidak lagi hanya me¬ngembangkan dan mengelola dua jenis kecerdasan saja, yaitu kecerdasan linguistik dan kecerdasan logis matematik. Bagi Sekolah mengembangkan kecerdasan emosional sudah merupakan suatu keharusan. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional antara lain adalah mengembangkan kepribadian yang utuh. Kepribadian yang utuh memiliki makna bahwa system operasional pendidikan di sekolah-sekolah bertujuan mengembangkan berbagai aspek, yaitu (1) perkembangan kecerdasan emosional (EQ), (2) perkembangan kecerdasan Intelectual (10), dan (3) perkembangan kecerdasan speritual (SP). Menurut Goldman (1992: 616-621) Intelectual questions (IQ) hanya mem¬berikan konstribusi 20 % dalam mencapai kesuksesan seseorang. Awal abad XXI pars pembuat kebijakan, perencana dan administrator kependidikan sudah selayaknya ber¬pikir bahwa untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah suatu keharusan untuk me¬lakukan lompatan dari level pembelajaran kelas ke tingkat organisasi sekolah. Untuk mencapai itu, kits hares berpedoman pads sistem operasional pendidikan di sekolah yang terdiri dari tiga bidang yang merupakan satu kesatuan yang integral. Dalam re¬formasi pendidikan system tersebut masih dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia (Surya, 2000:1-15). Peranan bimbingan dan konseling di sekolah cukup besar dalam pencapaian sasaran pendidikan sesuai berbagai dimensi pendidikan, maka pengernbangan layanan bimbingan dan konseling di sekolah didorong masuk ke dalarr, pola 17 1, Pray itno 2000 28-50) Layanan bimbingan dan konseling dapat berhasil maksimal, perlu dilakukan perencanaan berdasarkan kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi sekolah. Perencanaan kegiat¬an akan dijadikan program layanan dan program layanan bimbingan konseling merupa¬kan bagian integral dan program sekolah Realita di lapangan layanan bimbingan dan konseling di nomer cluakan (kurang mendapat perhatian). Menurunnya kualitas pen¬didikan diakLP atau tidak diakw salah satu penyebabnya adalah kurang maksimalnya layanan bimbingan dan konseling Hal in, disebabkan salah satunya oleh guru pem¬bimbing yang kurang proakfif dalam melaksanakan tugasnya. Guru pembimbing dalam merencanakan program layanan kurang memperhat!kan kebutuhan-kebutuhan siswa
Siswa datang ke sekolah dengan berbagai kebutuhan, seperti halnya kebutuhan akan peningkatan pengetahuan dan keterampilan, kebutuhan penyesuaian diri, dan kebutuhan akan pemahaman tentang dunia kerja. Kebanyakan siswa hdak termotivasi, depresi/ frustasi dan bahkan menjadi pribadi tidak sehat. Hal ini disebabkan mereka tidak me¬nemukan kebutuhannya (Goldman, 1978: 122 ). Maka perlu diupayakan layanan bim¬bingan dan konseling dapat membantu pengembangan pendidikan sesuai dengan per¬kembangan yang terjadi dalam masyarakat (Heppner dan Johnstone, 1984: 451-453). Usaha tersebut dituangkan dalam program layanan, di sekolah layanan bimbingan dan konseling (BK) di bagi dalam empat bidang layanan (1) layanan pribadi, (2) layanan social. (3) layanan belajar, dan (4) layanan karir (Obe dan Ogionwo dalam Ahia dan F’— Ilr~ 1984 155 Prayitno. 1994 261) Agar jangkauan layanan program BK dapat.    IDENTIFIKASI
Kebutuhan Pengembangan….(Giyono) 77 mencapai sasaran lebih lugs, program hendaknya memiliki empat komponen pokok, yaitu (1) kurikulum bimbingan, (2) layanan individual, (3) layanan responsive, clan (4) layanan pendukung system (Gysbers, at, al. 1992: 566). Tahapan Penyusunan program layanan BK melalui empat tahap (1) tahap perencanaan, (2) tahap penyusunan, (3) tahap pe¬laksanaan, clan (4) tahap evaluasi (Gysber’s clan Henderson, 1988: 94)


Berdasarkan berbagai uraian di atas maka untuk menyusun suatu program yang dapat memenuhi kebutuhan, maka sebelumnya perlu diidentifikasi kebutuhan-kebutuhan siswa sehingga siswa akan termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa akan memiliki paradigma belajar sendiri, memotivasi dirinya sendiri (Kartadinata, 2001: 3-17). Apabila kebutuhannya dapat terpenuhi dari layanan BK yang diberikan. Hal ini yang menarik peneliti untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan siswa dalam menyusun program layanan BKdi sekolah menengah umum di Bandarlampung.METODE PENELITIANPenelitian ini adalah penelitian survey yang diclasarkan pads model needs assessment (Pietrofessa, 1980: 98) yaitu mengidentifikasi kebutuhan siswa berclasarkan panting clan tidak pentingnya dalam program layanan bimbingan clan konseling. Responder dalam penelitian adalah semua siswa SMU Tunas Harapan kelas dua clan tiga. Instrumen pe ngumpulan data digunakan angket yang dikembangkan berclasar kajian teori kebutuhan clan teori bimbingan clan konseling, analisis data digunakan deskriptif analitik.HASIL DAN PEMBAHASANHasil penelitian menunjukkan bahwa progran layanan bimbingan di sekolah yang di¬butuhkan oleh siswa SMU Tunas harapan mencakup tiga hal, secara ringkas dapat lihat Tabel 1 yaitu sebagai berflkut Tabel 1 Kebutuhan Peserta Didik akan Layanan Bimbingan No Bidang Aspek Prosentase:
1.      Layanan Belajar Secara Umum 51 – 91%a.        Pemanfaatan kesempatan belajar 91 %
b.      Menemukan cars belajar efektif 90%c.       Pengawasan 83%
2.      Layanan Pribadi Secara Umum 53 – 95%
a.       Pemahaman dan penerimaan diri
b.      Pemahaman dan penerimaan 93% lingkungan 90%c.       PengembanTan rasa tanggungjawab 95% 78 JPP, Volume 4 Nomor 1, Maret 2006,1-100 No Bidang Aspek Prosentase 3.      Layanan Karir Secara Umum 55 — 92%a.       Layanan Informasi Karir 91%b.      Perencanaan karir 79%c.       Membuat akeputusan karir 84%
Pembahasan
Berdasar Tabel 1 dapat dibahas secara lebih mendalam bahwa terdapat tiga bebutuhan layanan yang diperlukan oleh peserta didik yaitu (1) bimbingan belajar, (2) bimbingan pribadi, dan (3) bimbingan karir.Pertama berkaitan dengan layanan bimbingan belajar secara umum sebagian besar siswa (53%-91 %) menyatakan sangat dibutuhkan. Bidang layanan belajar ini diuraikan sebagai berikut; (a) pemanfaatan kesempatan belajar (learning opportunities) me¬liputi: sarana dan prasarana layanan bimbingan dan konseling yang memadai sebagian besar (91%) menyatakan sangat diperlukan, informasi mengenai peranan dan fungsi bimbingan dan konseling di sekolah 82% siswa menyatakan sangat diperlukan, ke¬sempatan mengembangkan kreativitas baik secara perorangan maupun secara kelompok 77%, penjelasan mengenai struktur organisasi layanan bimbingan dan konseling di sekolah sebanyak 63% siswa menyatakan sangat perlu, begitu jugs informasi mengenai kegiatan ekstra kurikuler dan kegiatan belajar kelompok/bimbingan kelompok sebanyak 55 % dari seluruh siswa menyatakan sangat dibutuhkan. (b) menemukan cara belajar effektif (effective learning) dalam hal ini sebagian besar siswa (90%) membutuhkan bimbingan tarn belajar secara effektif.penjelasan cara penggunaan alai-alai laboratorium sangat diperlukan sebanyak 73%, sebanyak 70% siswa sangat membutuhkan penjelasan mengenai kurikulum, dan sebanyak 58% siswa menginginkan perlunya penjelasan me¬ngenai penggunaan fasilitas yang dimiliki oleh sekolah dalam upaya guns meningkatkan belajar lebih efektif. (c) pengawasan (supervision), dalam hal pengawasan sebagian besar (83%) siswa menyatakan petugas layanan bimbingan dan konseling diperlukan tenaga professional. sangat diperlukan keiklasan dan keseriusan dalam membimbing siswa baik pada waktu di kelas maupun di luar kelas sebanyak 83%. sedang 82% siswa menyatakan bahwa sangat diperlukan adanya pengawasan secara intensif bagi seluruh siswa pada saat belajar di dalam kelas maupun pada waktu istirahat, dan sebagian besar (76%) siswa membutuhkan adanya kesamaan pendapat (adanya satu bahasa) dalam menginformasikan sesuatu hal kepada siswa oleh guru dan guru pembimbing Berta kepala sekolah.Berdasar hasil identifikasi mengenai kebutuhan dalam bidang bimbingan belajar siswa radar bahwa dirinya banyak membutuhkan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dirinya dalam memanfaatkan waktunya untuk belajar dan memperoleh hasil yang optimal. Banyak terjadi di sekolah program layanan bimbingan berdasarkan keinginan pembim¬bmg sehingga Bering terjadi siswa mengalami kebingungan dan siswa takut datang kepada pembimbing Ketakutan yang dialami siswa bukan karena pembimbingnya tidak
Identifikasi Kebutuhan Pengembangan….(Giyono) 79
menyenangkan, tetapi karena layanan yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhaan para siswa. Hal itu terjadi sebab kurang adanya informasi mengenai peranan dan fungsi lembaga bimbingan konseling di sekolah. Dalam penyusunan program bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya betul-betul disesuaikan dengan kebutuhan perkembang¬an siswa. Pembimbing semestinya menyadari bahwa para siswa sudah mengarah dalam belajar sesuai dengan paradigmanya sendiri, karena adanya pergeseran dalam kultur kehidupan yang lebih banyak mencurahkan waktu untuk belajar demi kepentingan mass depannya. Maka pembimbing hendaknya banyak mencurahkan waktunya untuk meng¬ubah orientasi kerja menjadi orientasi layanan yang tidak terikat oleh ruang dan waktu, tetapi tergantung kepada kebutuhan layanan yang didasarkan pada kebutuhan siswa (Kartadinata, 2001: 3-17) Hasil identifikasi di atas siswa jugs merasakan perlunya penanganan layanan bimbingan dan konseling di sekolah ditangani oleh tenaga professional. ini muncul banyak disebabkan oleh pengalaman siswa selama di SMU memperoleh peiayanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan, ternyata masih banyaknya guru-guru pembimbing yang tidak memiliki latar pendidikan bimbingan dan konseling Berkenaan dengan layanan bimbing¬an konseling yang kurang memperhatikan kebutuhan siswa, maka siswa mengalami tiga jenis kesulitan yaitu (1) kemampuan belajar (learning capability) yang lemah, (2) kesulitan dalam mengenali kesempatan kerja (employement opportunities) atau kesempatan be¬lajar lebih lanjut, sesuai dengan kemampuan dan minat mereka. dan (3) kebingungan dalam menghadapi situasi yang serba kacau dalam masyarakat (Bochcri, 2001 18-29)Kedua, berkaitan dengan layanan bimbingan pribadi, secara umum siswa memberikan respon terhadap butir layanan bimbingan kepribadian 53% – 93% berada pada kategon tinggi. Hal ini mengandung makna bahwa sebagian besar siswa memandang layanan bimbingan pribadi seorang sangat dibutuhkan oleh siswa. Secara rinci dapat diurai se¬bagai berikut; (a) pada pemahaman dan penerimaan diri (self understanding and self acceptance) dalam kategori tinggi yaitu 93% siswa memerlukan pemahaman terhadap minat, bakat, dan kemampuan dirinya dan 79% membutuhkan pemahaman mengenai sifat-sifat pribadi, 72% membutuhkan bimbingan pengendalian diri dan emosional (b) pemahaman dan penerimaan lingkungan (getting along wiht other’s) sebanyak 90% siswa membutuhkan pemahaman orang tua terhadap program pendidikan di SMU. sebanyak 89% memerlukan kesempatan menjalin persahabatan dengan sekolah lain, ban sebanyak 79% membutuhkan pemahaman bagaimana menemukan cara me-7ingkatkan perasaan akrab dengan Leman, guru, dan karyawan. sebanyak 65% memerlukan dorongan keberanian bertanya balk dalam kelas maupun di -ar sekolah, serta memerlukan tempat dan kesempatan berteman dengan Leman-Leman 13n kafetaria yang memadai sebanyak 53%.Berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan, – 3da dasarnya sesuai dengan konsep school based management / manajemen berbasis sekolah(MBS) di mans kepala sekolah dalam mengembangkan program-prograill ke¬-ndidikan secara menyeluruh untuk melayani segala kebutuhan siswa ke sekolah (Malik :’=,ar, dalam lbtisam Abu-Duhou, 2003: viii-xxiii). Semua sekolah termasuk guru pem¬: —bing dalam merumuskan yang lebih operasional, karena mereka yang paling78 JPP, Volume 4 Nomor 1, Maret 2006,1-100 mengetahui akan kebutuhan siswanya. Berkenaan dengan MBS ini sesuai dengan fungsi layanan bimbingan dan konseling adalah membantu memahami diri dan dunianya serta lingkungannya (Shertzer & Stone, 1981: 112). Pemahaman terhadap minat dan bakat serta kemampuan diri sangat dibutuhkan oleh siswa, pads awal abad XXI layanan bimbingan dan konseling sudah seharusnya menekankan pads fungsi pelayanan pe-mahaman, pencegahan dan fungsi pengembangan (Kartadinata, 2001: 3-17). Siswa setelah memahami diri diharapkan dapat menerima dirinya dan selanjutnya dapat me¬ngarahkan dirinya dan pads akhirnya mampu mengembangkan dirinya secara optimal.


Pengendalian emosi ternyata merupakan kebutuhan siswa, hal ini berarti ada kesadaran pads diri siswa sebagai usia remaja yang memiliki ciri mudah tersinggung dan menge-tengahkan emosi dirasakan sebagai perilaku yang kurang baik. Sekolah sering melupa¬kan bahwa para siswa memiliki kebutuhan sarana untuk menjalin hubungan dengan se¬sama teman, dengan guru, dengan staf dan ternyata kafetaria bukan sekedar untuk membeli makanan, tetapi lebih dari itu, yaitu sebagai tempat untuk sosialisasi dengan berbagai pihak yang terlibat dalam proses pendidikan di sekolah. ( c) pengembangan rasa tanggungjawab (responsibilities), aspek ini tersebar pads kebutuhan akan bea siswa dan jenis bantuan lain serta cars mendapatkan sebanyak 95%, dan 84% membutuhkan motivasi belajar lebih baik, serta kebutuhan layanan bimbingan memperoleh harga diri sebanyak 81%. Disamping itu sebanyak 76% menyatakan pengelolaan hasil ujian diolah oleh orang-orang yang professional, dan siswa menyatakan dalam program perawatan sarana prasarana belajar sebanyak 68% perlu melibatkan siswa, dan masih ada yang menyatakan perlunya layanan informasi / penjelasan mengenai tata tertib, hak, dan kewajiban sebagai siswa. Dalam diri siswa ternyata merasa bertanggungjawab dalam merawat sarana dan prasarana belajar, namun selama ini dalam program layanan bimbingan tidak pernah melibatkan para siswa. Disadari atau tidak disadari justru siswa sangat urgen dalam program layanan bimingan, karena secara realita apabila ada ke¬rusakan fasilitas belajar yang selalu disalahkan dan dikalahkan oleh guru adalah siswa (Rake Joni, 1988).Dengan teridentifikasi kebutuhan siswa dalam pengawasan akan lebih efektif apabila program layanan benar-benar mendasarkan pads kebutuhan para siswa, maka layanan bimbingan konseling di sekolah akan dapat membantu siswa sesuai dengan perkem¬bangannya, sehingga siswa dapat berkembang secara optimal. Siswa sebagai manusia memiliki kebutuhan akan harga diri, aspek ini muncul sebagai kebutuhan yang dinyata¬kan oleh para siswa didorong oleh perlakuan yang sering muncul siswa kurang dihargai sebagai manusia, tetapi sebagai siswa yang kedudukan sebagai obyek. Siswa sangat membutuhkan motivasi belajar yang lebih baik, hal ini sewajarnya direspon oleh sekolah khususnya pads layanan bimbingan dan konseling. Motivasi merupakan suatu dorongan pads diri seseorang melakukan sesuatu, orang yang memiliki needs achievement yang tinggi maka akan memperoleh hasil yang optimal, termasuk dalam belajar. Hasil belajar yang dinilai oleh orang-orang sesuai dengan profesinya akan menjadi motivasi bagi siswa, sebab hasilnya pasti dapat dipertanggungjawabkan. Siswa meskipun memperoleh hasil yang kurang memuaskan, namun siswa akan dapat menerima hasil tersebut de¬ngan rasa puas. Identifikasi Kebutuhan Pengembangan….(Giyono) 79Ketiga, kebutuhan untuk bimbingan karir. Berkenaan kebutuhan untuk layanan bimbing¬an karir secara umum dapat diidentifikasi dan dikeiompokkan menjadi tiga, (1) layanan informasi karir (career information service), (2) perencanaan karir (career planning), dan (3) membuat keputusan ktirir (career decicion making). Ke tiga hal ini termasuk kebutuh¬an tingkat tinggi (55% – 91%). Secara rinci dapat diurai sebagai berikut; (1) layanan in¬formasi karir pads kategori tinggi adalah (a) informasi mengenai pendidikan lanjutan 91%, (b) informasi mengenai perkembangan kebutuhan tenaga kerja mencapai 84%, (c) informasi mengenai arch ketenagaan kerja yang dikembangkan sebanyak 79%, (d) sebanyak 55% membutuhkan informasi mengenai upaya berwira usaha; (2) layan¬an yang menyangkut pads kelompok perencanaan kerja dalam kategori tinggi adalah (a) penjelasan mengenai tata cara melamar suatu pekerjaan dan persyaratan suatu jenis pekerjaan sebanyak 92%, (b) penjelasan cara menjalin hubungan balk dengan alumi yang sudah bekerja mencapai 91%, (c) sebanyak 90% membutuhkan kesempatan untuk karyawisata di tempat-tempat home industri, (d) sebanyak 59% siswa menyatakan perlu¬nya menjalin hubungan kerjasama dengan pihak-pihak perusahaan berkaitan dengan kelanjutan studi kesempatan bekerja; (3) layanan yang termasuk kelompok pengambil¬an keputusan dalam kategori tinggi adalah, (a) penjelasan cara menetapkan untuk me¬ngambil keputusan sebanyak 81%, (b) penjelasan cara memilih alternatif pilihan pe¬kerjaan sebanyak 80%, (c) cara mengembangkan rasa percaya din dalam memecah¬kan masalah 90%.KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. Ada tiga kebutuhan secara makro yang diharapkan oleh siswa dalam program layanan dan bimbingan di sekolah, yaitu (1) layanan bimbingan belajar (2) bimbingan pribadi, dan (3) bimbingan karirLayanan bimbingan belajar mencakup (a) sarana prasarana !ayanar, bimbingan dan konseling yang memadai, (b) informasi mengenai perarian dan fungsi bimbingan dan konseling di sekolah, (c) kesempatan mengembangkan kreativitas balk secara pero¬rangan maupun secara kelompok (d) penjelasan mengenai struktur organisasi layanan bimbingan dan konseling di sekolah, (e) informasi mengenai kegiatan ekstra kunkuler dan kegiatan belajar kelompok/bimbingan kelompok (d) bimbingan cara belajar efektif, (e) informasi tentang kurikulu, (f) penjelasan peralatan laborat, (g) perlunya penjelasan mengenai penggunaan fasilitas yang dimiliki oleh sekolah daiam upaya meningkatkan belajar yang lebih efektif. (h) perlunya petugas layanan bimbingan dan konseling yang professional, (i) diperlukan keiklasan dan keseriusan guru dalam membimbing siswa balk pads waktu di kelas maupun di luar, 0) pengawasan secara intensif bagi seiidruh siswa pads saat belajar di dalam kelas maupun pads waktu istirahat, dan sebagian besar, (k) perlunya adanya informasi yang sama yang disampaikan kepada siswa,Layanan bimbingan pribadi mencakup (a) pemahaman dan penerimazin din termasuk kategori tinggi yaitu pemahaman terhadap minat, bakat, dan kemampuan dinnya dan
78 JPP, Volume 4 Nomor 1, Maret 2006,1-100 mengenai sifat pribadi, (b) bimbingan pengendalian diri dan emosional, (c) pemahaman dan penerimaan lingkungan, (d) pemahaman orang tua terhadap program pendidikan di SMU, (e) kesempatan menjalin persahabatan dengan sekolah lain, (f) pemahaman cara meningkatkan perasaan akrab’ dengan teman, guru, dan karyawan. (g) memerlukan dorongan keberanian bertanya baik, (h) memerlukan tempat dan kesempatan berteman dengan teman-teman dan kafetaria yang memadai, (i) kebutuhan akan bea siswa dan jenis bantuan lain serta cara mendapatkannya, 0) membutuhkan motivasi belajar lebih baik, (k) kebutuhan layanan bimbingan memperoleh harga diri, (1) perlunya pengelolaan basil ujian diolah oleh orang yang professional, (m) siswa menyatakan dalam program perawatan sarana prasarana belajar perlu melibatkan siswa dan perlunya layanan in¬formasi/penjelasan mengenai tata tertib, hak, dan kewajiban sebagai siswa.


Kebutuhan layanan untuk bimbingan karir. Berkenaan kebutuhan untuk layanan bimbingan karir secara umum dapat diidentifikasi dan dikelompok kan menjadi tiga, yaitu (1) layanan informasi karir (career information service), (2) perencanaan karir (career planning), dan (3) membuat keputusan karir (career decicion making). Ke tiga hal ini termasuk kebutuhan tingkat tinggi (1) layanan informasi karir pads kategori tinggi adalah (a) informasi mengenai pendidikan lanjutan, (b) informasi mengenai perkembangan ke¬butuhan tenaga kerja, (c) informasi mengenai arch ketenagaan kerja yang dikembangk¬an, (d) informasi mengenai upaya berwira usaha; (2) layanan yang menyangkut pads ke¬lompok perencanaan kerja dalam kategori tinggi adalah (a) penjelasan mengenai tata cara melamar suatu pekerjaan dan persyaratan suatu jenis pekerjaan, (b) penjelasan cara menjalin hubungan baik dengan alumi yang sudah bekerja, (c) informasi tentang kesempatan untuk karyawisata di tempat-tempat home industri, (d) perlunya menjalin hubungan kerjasama dengan pihak-pihak perusahaan berkaitan dengan kelanjutan studi dan kesempatan bekerja; (3) layanan yang termasuk kelompok pengambilan keputusan dalam kategori tinggi adalah, (a) penjelasan cara menetapkan untuk mengambil keputus¬an, (b) penjelasan cara memilih alternatif pilihan pekerjaan, (c) cara-cara mengembang¬kan rasa percaya din dalam memecahkan masalah .
Saran
Berdasar kesimpulan di atas maka dapat disarankan kepada beberapa pihak adalah sebagai berikut; Kepala sekolaha. Hendaknya memfasilitasi pengadaan sarana dan prasarana layanan bimbingan dan konseling di sekolah yang dipimpinnya yang representatif.b. Hendaknya melakukan pengawasan secara intensifterhadap penyusunan layanan program bimbingan dan konseling. Guru Pembimbinga. Hendaknya dalam menyusun program layanan bimbingan dan konseling benar-benar didasarkan pads kebutuhan siswab Hendaknya dalam program layanan bimbingan dan konseling melibatkan berbagai pihak yang dapat memenuhi apa yang dibutuhkan oleh siswa. Guru Matapelajaran Hendaknya membantu mensosialisaikan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah kepada pars siswanya
DAFTAR RUJUKAN.Aiha, C.A. dan Bradley, R. W 1984. Assessment of secondary school student needs in Kwara State Nigeria International-, Journal For The Advancement of Counseling. (7); 149-157. Ardhana, W 1992. Sistem pendidikan nasional: Realisasi permasalahan dan pemecahannya, Makalah dalam Konvensi Nasional Pendidikan I11cli Ujung Pandang, 4 7 Maret. Buchori, M. 2001. Dari Guidance dan Counseling ke Bimbingan dan Penyuluhan Pendidikan, Jurnal Bimbingan dan Konseling, Volume IV No 7 Mei. Bandung: Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN).Goldman, L. 1978. Research methods for counselor. New York: John Wiley and Son, Inc. Goldman, L. 1992 Qualitative Assessment: An approach for counselor. Journal of Counseling and Development, May-June (70): 616-621.Grsbers, N. C., Hughey, K. F , Starr, M. Lapan, R. T 1992. Improving School Guidance Program, A. frame work for program, personnel, and result evaluation Journal of Counseling and Development, May June (70) 565 – 570.Gysbers, N , C. & Henderson P 1988 Development and managing your school guidance program, Virginia AACDHeppner, P. P, & Johnstone, J A 1984 New Horison in Counseling, faculty Development, Journal of Counseling and Development, May June, (72) 451 – 453.India Djati. 2003. Menuju masyarakat belajar- Menggagas paradigms barn pendidikan Jakarta: Paramadina. Kartadinata, S. 2001. Reaktualisasi Paradigma Bimbingan dan Konseling dan Profesionalisasi Konselor, Jumal Bimbingan dan Konseling, Volume IV No 7 Mei, Bandung: Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) 3-17.Malik Fajar dalam lbtisam Abu-Duhou. 2003 School Based Management, Jakarta. PT Logos Wacana Ilmu. Nurcholis, M dalam India Djati. 2003. Menuju Masyarakat Belajar.-Menggagas Paradigma Baru Pendidikan. Jakarta- Kerjasama Paramadina dengan Logos \Abcana Ilmu.Parayitno. 2000 Bimbingan dan konseling penegak dirnensi-dimensi pendidikan, IPBI, Suara Perribirribing. No 5 Th III Januari-Juni, 28-50.Pietrofessa, J. J., Bernstein, B!, Minor, J. A & Stanford, S 1980. Guidance introduction. Chicago: Rand Mc Nally Collage Publising Comp. Rake Joni. 1998. Beberapa permasalahan dalam penilaian prestasi belajar, Malang: Kuliah umum, pasca sarjana IKIP Malang. tidak diterbitkan.Shertzer, B., & Stone, B. C., 1981. Fundamentals of Guidance. Boston: Hougton Mifflin Company. Surya, M. 2000. Tres konseling dalam era refcrmasi pendidikan IPBI, Suara