Powered By Blogger

Jumat, 08 November 2013

perbedaan budaya dan perilaku kelompok

BAB I
PENDAHULUAN
   A.   latar Belakang

Manusia adalah mahkluk sosial sehingga sebagian besar dari kehidupannya melinatkan interaksi dengan orang lain..Budaya dapat dipertimbangkan memiliki pengaruh pada arena sosial.Cara-cara kita berinteraksi dengan orang lain ,mempersepsi diri sendiri maupun orang lain ,dan bekerja dengan orang lain sangat dipengaruhi oleh budaya dimana kita hidup.Klita semua telah mempelajari cara-cara tertentu untuk bertingkah laku,mempersepsi dan bekerja dengan orang lain berdasarkan pada aturan-aturan dan norma-norma yang di sepakati dalam budaya kita.
            Dalam bab ini kita akan membahas beberapa isu tentang perbedaan budaya dan perilaku sosial,mencakup diri sosial (cara-cara orang dalam mengahadirkan dirinya di lingkungan sosial ),atri busi tentang diri sendiri dan orang lain,daya tarik interpersonal dan cinta ,konformitas ,complience (menuruti permintaan ,dan obedience(kepatuhan pada pihak otoritas ),,,perbedaan budaya dalam perilaku in group dan out group ,komunikasi ,pengaruh sosial dan gender.









    B.   Rumusan Masalah

1.      Perbedaan Budaya Dalam Perilaku Antar Kelompok
2.      Persepsi sosial
3.      Daya tarik interpersonal : cinta.keintiman, dan perkawinan antarbudaya
4.      Perilaku Agresi Dalam Telaah Lintas Budaya
5.      Perbedaan Budaya Dalam Perilaku Prososial
6.      Perbedaan Budaya Dalam Konfromitasi, Memenuhi Permintaan ,dan Kepatuhan Kepada Kelompok
7.      Perilaku Kooperatif ,Kompetitif dan Negoisasi Secara Lintas Budaya
8.      Resolusi Konflik
9.      Pengaruh Budaya Pada Komunikasi
10.  Pengaruh Budaya Terhadab Psikologi Lingkungan

    C.   Tujuan

1.      Mengetahun permasalahan dalam budaya dan perilaku social
2.      Mengetahui perbedaan budaya dan perilaku antar kelompok maupun konformitasi
3.      Mengetahui pengaruh budaya dan perilaku social









BAB II
PEMBAHASAN

    A.   Perbedaan Budaya Dalam Perilaku Antar Kelompok

Hubungan in-groups  adalah hubungan yang ditandai dengan adanya tingkat familiaritas, keintiman, dan kepercayaan. Dan sebaliknya hubungan  out-group ditandai kurangnya familiaritas, keinyiman, dan kepercyaan.

1.      Perbedaan Budaya Dalam hubungan in-group dan out-group

Adanya perbedaan budaya dalam memahami konsep in-group dan out-group, misalnya dalam budaya amerika, keanggotaan in-group dan out-group dalah stabil. Tipe penggantian hubungan in-group dan out-group adalah tak dibatasi untuk asia atau buadaya kolektik saja, dengan demikian antar budaya akan berbada dalam tingkata tetapi bukan pada ada atau tidak adanya fenomena penggatian itu.

Tipe Kebudayaan

Individualistis
Kolektivistis
Hubungan diri dengan in-group
Lebih menekankan pada kepentingan, keinginan dan tujuan pribadi
Lebih menekan pada tujuan kelompok dan pemeliharaan harmoni, kohesi dan kerjasama
Hubungan diri dengan outgroup
Lebih mungkin untuk memperlakukan anggota outgroup seperti ingroup
Lebih mungkin untuk memeperlakukan anggota outgroup berbeda darri inngroup, dan menjaga jarak serta diskriminatif


2.      Perbedaan budaya dalam ekspresi,emosi  yang dikaitkan dengan hubungan in-group dan out-group

Pada umumnya familiaritas dan keintiman dari hubungan self-in-group dalam semua budaya memberirasa aman  dan meyenangkan untuk mengekspresikan emosi secarabebas dengan toleransi bagi perilaku emosional luas. 



Tipe kebudayaan
Individualistis
Kolektivistis
Hubungan diri dengan ingroup
Diperbolehkan mengekspresikan perasaan negative, kurang penting menunjukan perasaan positif
Menekan ekspresi perasaan negative, lebih didorong untuk menunjukan perasaan positif
Hubungan diri dengan outgroup
Menekan perasaan negative, diperbolehkan mengekspresikan perasaan positif sebagaimana yang ditunjukan pada ingroup
Didorong untuk mengekspresikan perasaan negative, menekan untuk menujukan perasaan posotif demi unutk memepertahankan hormoni. Ingroup


     B.   Persepsi sosial

1.      Perbedaan gaya atribut secara lintas budaya

Atribut adalah penarikan kesimpulan yang dilakukan individu tentang kejadian dan perilaku orang lain, atibrusi bias dikatakan hal penting dalam interaksi sosial, karena mencerminkancara – cara kita dalam memahami dunia sekeliling kita termasuk kejadian – kejadian dan perilaku diri kita maupun yang dilakukan orang lain.

2.      Membandingkan diri kita dengan orang lain

Cara kita dalammembandingkan sikap an perilaku kita terhadap orang laintelah menjadi  topic utama dalampsikologi sosial, alas an perbandingan tersebut mungkin saja bervariasi tergantung pada nilai – nilai.
Sedangkan dalam kelompok budaya kolekt, perbandingam sosial dapat menimbulkan perbedaan makna tergantung pada sasaran dengan siapa berbandingan tersebut di buat.

    C.   Daya tarik interpersonal : cinta.keintiman, dan perkawinan antarbudaya

1.      Lintas budaya tentang daya tarik interpersonal, cinta, dan keintiman.

Studi yang dilakukan byrne menunjukan bahwa di india, jepang, meksiko dan amerika, orang – orang tertarik pada orang lain yang memiliki sikap yang sama hal ini berarti similaritas sebagaisalah satu factor penentu daya tarik interpersonal cenderung universal.

2.      Perkawinan antar budaya dan antar ras
Perkawinan antar budaya merupakan topic yang sedikitditelitipara ahli. Studi ini pada umumnya menunjukan bahwa konflik dalam perkawinan antar budaya timbul dalam beberapa area, mencangkup ekspresi cinta dan keintiman,  corak komitmen dan sikap yang mengarahkan pada perkawinan itu sendiri dan pola pengasuhan anak ketika pasangan memiliki anak.




    D.   Perilaku Agresi Dalam Telaah Lintas Budaya
Segall,dkk.(1990) mengemukakan bahwa agresi secara sederhana didefinisikan sebagai perilaku yang dengan sengaja menyakiti orang lain .Tujuan uatama dari studi-studi lintas budaya tentang agresi adalah untuk memahami mengapa manusia bertingkah laku agresif.Biasanya mereka melakukan tindakan agresi dalam tingkatan yang berbeda ,dalam cara-cara yang berbeda ,dan untuk alasan-alasan yang berbeda pula.Dalam beberapa hal perilaku agresi mungkin lebih baik dianggap sebagai usaha-usaha untuk melatih kontrol sosial dengan menggunakan kekerasan atau paksaan (coercion)sebagaimana argumentasinya yang dikemukakan Tedeschi dkk(1983).
E.     Perbedaan Budaya Dalam Perilaku Prososial
Studi-studi prilaku prososial yang di lawankan dengan agresi adalah tentang perilaku prososial yankni kesedian oarang-orang untuk membantu atau menolong orang lain.yang ada dalam kondisi distress(menderita)atau mengalami kesulitan.Biasanya studi-studi tentang perilaku prososial ini di lakukan di empat umum yang melibatkan permintaan bantuan atau pertolongan dalam menemukan jalan atau suatu tempat ,menukar uang atau penyajian beberapa situasi darurat seperti menjatuhkan sesuatu di jalan.
  F.    Perbedaan Budaya Dalam Konformitas, Memenuhi Permintaam , dan Kepatuhan Kepada Kelompok.
Pada umumnya di budaya barat sosial seperti konformitas ,kepatuhan ,dan obedience memilii konotasi negatif,sebab hal itu biasanya membentuk suati image(kesan)seseorang itu ibarat robot dan mesin otomatis yang kehilangan individualitas.
            Studi-studi tentang konformitas,complience dan obedience yang paling dikenal dalam psikologi sosial selama ini adalah studi yang dilakukan oleh Asch dan Milgram.



   G.    Perilaku Koorperatif, Kompetitif dan Ndegoisasi Secara Lintas Budaya
Studi-studi lintas budaya pada umumnya menunjukan bahwa anak-anak Amerika lebih tidak koorperatif di bandingkan dengan anak-anak Asia.Bahkan Betlehem (1975) meneukan bahwa pembaratan (westernisasi) akan meningkat kompetisi.Hasil penelitain Cox,Lobel dan McLeod(1991)juga menemukan bahwa pelajar inggris lebih kompetetif daripada orang Amerika  keturunan Spanyol ,Kulit hitam dan Asia.
Usaha untuk memahami negosiasi secara lebih sistematis dalam budaya-budaya yang berbeda menuntut kita untuk lebih mengacu konsep individualisme dan kolektivisme.Sesuatu yang di harapkan dalam budaya individualisme ,negosiator semestinya melihat cara negosiasisebagai perioritas utama mencapai kesepakatan atau persetujuan yang berdasarkan pada tuntutan –tuntutan yang logis dari tugas yang diselesaikan pada waktu itu.
    H.   Resolusi Konflik
Lind,dkk.(1978)dari hasil penelitiannya nmenemukan bahwa cara-cara adversarial dalam menyelesikan konflik secara legal lebih disukai pada negar-negara individualis seperti Perancis ,Jerma, Inggris dan Amerika.
    I.        Pengaruh Budaya Pada Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau makna dari pengirim kepada penerima.Kita menggunakan beberapa sasaran atau alat pengirim untk mengungkapkan atau mengkomunikasikan pikiran ,perasaan dan keinginan kita kepada  oarang lain.Sasaran itu dapat berbentuk perilaku verbal ataupun nonverbal.
1.      Gaya Komunikasi Verbal Secara Lintas Budaya
Hall(1976) mengemukakan bahwa context memainkan peran kunci dala menjelaskan beberapa perbedaan komunikasi.Context adalah informasi yang mengelilingi suatu komunikasi dan membantu penyampaian pesan.
2.      Penyingkapan Diri (Self –Disclosure)
Penyingkapan informasi diri seseorang dapat dioandang sebagai satu tipe dari komunikasi yang bersifat langsung.Won-Doornink(1985)membandingkan penyingkapan diri di USA dan Korea dan menemukan sesuai dengan pa yang di harapkan bahwa di USA lebih tinggi.
3.      Penyelatan Muka (The Preservation Of  Face)
Laporan yang lebih umum mengenai fungsi-fungsi dari gaya komunikasi yang berbeda dalam budaya individualis dan kolektivis dikemukakan oleh Ting-Toomey (1988) dengan theory of fave-nya.Menurutnya dalam semua budaya orang berusaha menyelamatkan muka ,tetapui konsepnya berbeda antara budaya individualis dengan kolektivis.
4.      Budaya dan Komunikasi Non Verbal.
Komunikasi Non Verbal adalah transfer makna melalu alat-alat seperti bahasa tubuh (body lenguage) dan penggunaan ruang fisik.Dengan demikian ekpersi  wajah ,gestures (gerakan tubuh),sikap badan (posture),kontak mata dan suara bahkan penggunaan ruang dan jarak interpersonal ,penggunaan waktu tipe pakaian yang di pakai ,dan desain arsitekture yang kita gunakan adalah perilaku –perilaku yang termasuk dalam perilaku non verbal.
Menurut Ekman dan Friesen (1969),perilaku-perilaku nonverbal dapat diklasifikasikan menjadi 5 kategori yaitu:

a.       Illustrator
b.      Adaptorslmanipultors
c.       Emblems
d.      Emotions
e.       Regulator
5.      Perbedaan Budaya dalam Komunikasi Non Verbal.
Orang-orang dari budaya berbeda memiliki aturan-aturan tertentu bagaimana mengelola perilaku non verbal ..Aturan-aturan itu mungkin sangat berbeda abtar budaya ,sehingga bisa jadi perilaku sama dapat memiliki makna yang sangat berbeda.Oleh karena itu ,dalam komunikasi abtar budaya proble yang jelas terletak pada bahasa non verbal ini.




        J.      Pengaruh kultur pada gender

1.      Pengaruh budaya terhadap gender

Gender merupakan hasil kontruksi yang berkembang selama masa anak – anak sebagai merekan disosialisasikan dalam lingkungan mereka. Adanya perbedaan reprokduksi dan biologis mengarahkan pada pembagian kerja yang berbeda antra pria dan wanita dalam keluarga. 
Budaya yang berbeda akan memberikan hasil yang berbeda pula, saru budaya mungin kesamaan antar pria dan wanita, namun budaya lain tidak mendukung kesamaan tersebut , dengan demikian budaya mendefinisikan batasan mengenai peran, kewajiban, dan tagging jawab yangcocok bagi pria dan wanita.

2.      Perbedaan gender dalam karakteristik psikologis yang lain secara lintas budaya.

Hasil psikologi sebagai produk dari perbedaan gender menjadi aspek yang penting dalam mengaitkan antara budaya dengan perilaku dan psikologi. Perbedaangender yang diteliti kebanyakan difokuskan pada masalah – masalah tentang kecerdasan, kemampuan – kemampuan khusus, konfromitas dan kepatuhan serta agretifiyas.

      K.   Pengaruh Budaya Terhadap Psikologi Lingkungan
Psikologi lingkungan adalah  ilmu tentang salaing hubungan antara tingkah laku dengan lingkungan buatan maupun ilmiah.Menurut Altman (1975),iteraksi yang terjadi anatara manusia dengan lingkungan sejajar dengan orientasi sosial yang mengahasilkan perilaku-perilaku sosial dalam setting lingkungan dimana perilaku tersebut bisa terwujud dalam bentuk “ agosentri” dimana manusia hanya bergantung pada sum ber yang ada disekitar kita lingkungan.

1.      Privacy (Private Space)
Adalah keinginan atau kecendrungan pada diri seseorang untuk tidak diganggu ksendiriannya.
2.      Telaah Lintas Budaya Tentang Privacy
Menurut Altman (1975) secara alamiah kebudayaan berpengaruh pada perilaku untuk mewujudan Privacy.Setiap kebudayaan memiliki mekansme tertentu dalam mengelola aksesibilitas antara orang satu dengan orang lainnya.
3.      Territory Space
Sama dengan personal space,teritorialitas(territory)adalah juga perwujudan dari privacy. Akan tetapi jika personal space merupakan kapsul maya berpindah-pindah mengikuti gerakan individu yang bersangkutan.terotorialitas  merupakan tempa yang nyata,relatif tetap dan tidak berpindah-pindah mengikuti gerakan individu yang bersangkutan.
4.      Telaah Lintas Budaya Tentang Perilaku Teritori
Tinjauan tentang teritori primer bisa di kembangkan dalam studi lintas budaya.Banyak masyarakat ,keluarga,atau sistem pertalian keluarga yang tertutup memilii tempat tinggal seperti gubuk,tenda dan jenis tempat tinggal lainnya. Suatu pola kehiduapan komunal,seperti dapat pula dilihat suku Dayak Ngaju  Kalimantan yang hidup di perkampungan dan dusun-dusun tani kecil yang memanjang mengikuti alut sungai.
5.      Crowding dan Telaah Lintas Budaya
Menurut Stokols (dalam Altman 1975) penegrtian crowding (kesesakan) berbeda dengan density(kepadatan.Ada beberapa hal yang menjadi karakteristik dari crowding,yaitu :
1.      Crowding adalah suatu reaksi pribadi yang sifatnya subjektif bukan suatu ubahan fisik.
2.      Crowding adalah suatu keadaan motivasional yang berkaitan pada perilaku yang mengarah pada tujuan untuk memperoleh beberapa hasil akhir tau mengakibatktan perasaan yang tak menyenangkan.
3.      Crowding berpusan pada  seoutar perasaan ter=ntangterlalu kecilnya/sempitnya ruangan.

 Berpegang pada prinsip tidak ada gading yang tidak retak dan tidak ada final dalam ilmu. Dengan kerendahan hati penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, dengan senang hati kritik dan saran dan pandangan dari berbagai pihak untuk menyempurnakan makalah ini. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.


DAFTAR PUSTAKA
Surya, M.H., Prof. DR. (2003). Psikologi Konseling. Bandung: C.V. Pustaka Bani Quraisy.  
        Prayitno, Prof. DR. (1998). Konseling pancawaskita. Padang: program studi bimbingan dan konseling fakultas ilmu pendidikan ikip padang.
S. Willis, Prof. DR. (2009). Konseling individual teori dan praktek. Bandung: Alpabeta.
Surya mohamad, Prof. DR. (2003). Teori-teori konseling. Bandung: C.V pustaka bani Quraisy.
Latipun. 2006. Psikologi Konseling. Malang: UMM Pressn
Kutipan dari internet.


Tidak ada komentar: