BAB
I
PENDAHULUAN
A. latar
Belakang
Manusia
adalah mahkluk sosial sehingga sebagian besar dari kehidupannya melinatkan
interaksi dengan orang lain..Budaya dapat dipertimbangkan memiliki pengaruh
pada arena sosial.Cara-cara kita berinteraksi dengan orang lain ,mempersepsi
diri sendiri maupun orang lain ,dan bekerja dengan orang lain sangat
dipengaruhi oleh budaya dimana kita hidup.Klita semua telah mempelajari
cara-cara tertentu untuk bertingkah laku,mempersepsi dan bekerja dengan orang
lain berdasarkan pada aturan-aturan dan norma-norma yang di sepakati dalam
budaya kita.
Dalam bab ini kita akan membahas
beberapa isu tentang perbedaan budaya dan perilaku sosial,mencakup diri sosial
(cara-cara orang dalam mengahadirkan dirinya di lingkungan sosial ),atri busi
tentang diri sendiri dan orang lain,daya tarik interpersonal dan cinta
,konformitas ,complience (menuruti permintaan ,dan obedience(kepatuhan pada
pihak otoritas ),,,perbedaan budaya dalam perilaku in group dan out group
,komunikasi ,pengaruh sosial dan gender.
B. Rumusan
Masalah
1. Perbedaan
Budaya Dalam Perilaku Antar Kelompok
2. Persepsi
sosial
3. Daya
tarik interpersonal : cinta.keintiman, dan perkawinan antarbudaya
4. Perilaku
Agresi Dalam Telaah Lintas Budaya
5. Perbedaan
Budaya Dalam Perilaku Prososial
6. Perbedaan
Budaya Dalam Konfromitasi, Memenuhi Permintaan ,dan Kepatuhan Kepada Kelompok
7. Perilaku
Kooperatif ,Kompetitif dan Negoisasi Secara Lintas Budaya
8. Resolusi
Konflik
9. Pengaruh
Budaya Pada Komunikasi
10. Pengaruh
Budaya Terhadab Psikologi Lingkungan
C.
Tujuan
1.
Mengetahun
permasalahan dalam budaya dan perilaku social
2.
Mengetahui
perbedaan budaya dan perilaku antar kelompok maupun konformitasi
3.
Mengetahui
pengaruh budaya dan perilaku social
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Perbedaan
Budaya Dalam Perilaku Antar Kelompok
Hubungan
in-groups adalah hubungan yang ditandai
dengan adanya tingkat familiaritas, keintiman, dan kepercayaan. Dan sebaliknya
hubungan out-group ditandai kurangnya
familiaritas, keinyiman, dan kepercyaan.
1. Perbedaan
Budaya Dalam hubungan in-group dan out-group
Adanya perbedaan budaya
dalam memahami konsep in-group dan out-group, misalnya dalam budaya amerika,
keanggotaan in-group dan out-group dalah stabil. Tipe penggantian hubungan
in-group dan out-group adalah tak dibatasi untuk asia atau buadaya kolektik
saja, dengan demikian antar budaya akan berbada dalam tingkata tetapi bukan
pada ada atau tidak adanya fenomena penggatian itu.
Tipe Kebudayaan
|
||
|
Individualistis
|
Kolektivistis
|
Hubungan diri dengan in-group
|
Lebih menekankan pada kepentingan, keinginan dan
tujuan pribadi
|
Lebih menekan pada tujuan kelompok dan pemeliharaan
harmoni, kohesi dan kerjasama
|
Hubungan diri dengan outgroup
|
Lebih mungkin untuk memperlakukan anggota outgroup
seperti ingroup
|
Lebih mungkin untuk memeperlakukan anggota outgroup
berbeda darri inngroup, dan menjaga jarak serta diskriminatif
|
2. Perbedaan
budaya dalam ekspresi,emosi yang
dikaitkan dengan hubungan in-group dan out-group
Pada umumnya
familiaritas dan keintiman dari hubungan self-in-group dalam semua budaya
memberirasa aman dan meyenangkan untuk
mengekspresikan emosi secarabebas dengan toleransi bagi perilaku emosional
luas.
|
Tipe kebudayaan
|
|
Individualistis
|
Kolektivistis
|
|
Hubungan diri dengan ingroup
|
Diperbolehkan mengekspresikan perasaan negative,
kurang penting menunjukan perasaan positif
|
Menekan ekspresi perasaan negative, lebih didorong
untuk menunjukan perasaan positif
|
Hubungan diri dengan outgroup
|
Menekan perasaan negative, diperbolehkan
mengekspresikan perasaan positif sebagaimana yang ditunjukan pada ingroup
|
Didorong untuk mengekspresikan perasaan negative,
menekan untuk menujukan perasaan posotif demi unutk memepertahankan hormoni.
Ingroup
|
B. Persepsi
sosial
1. Perbedaan
gaya atribut secara lintas budaya
Atribut adalah
penarikan kesimpulan yang dilakukan individu tentang kejadian dan perilaku
orang lain, atibrusi bias dikatakan hal penting dalam interaksi sosial, karena
mencerminkancara – cara kita dalam memahami dunia sekeliling kita termasuk
kejadian – kejadian dan perilaku diri kita maupun yang dilakukan orang lain.
2. Membandingkan
diri kita dengan orang lain
Cara kita
dalammembandingkan sikap an perilaku kita terhadap orang laintelah menjadi topic utama dalampsikologi sosial, alas an
perbandingan tersebut mungkin saja bervariasi tergantung pada nilai – nilai.
Sedangkan dalam
kelompok budaya kolekt, perbandingam sosial dapat menimbulkan perbedaan makna
tergantung pada sasaran dengan siapa berbandingan tersebut di buat.
C. Daya
tarik interpersonal : cinta.keintiman, dan perkawinan antarbudaya
1. Lintas
budaya tentang daya tarik interpersonal, cinta, dan keintiman.
Studi yang dilakukan
byrne menunjukan bahwa di india, jepang, meksiko dan amerika, orang – orang
tertarik pada orang lain yang memiliki sikap yang sama hal ini berarti
similaritas sebagaisalah satu factor penentu daya tarik interpersonal cenderung
universal.
2. Perkawinan
antar budaya dan antar ras
Perkawinan antar budaya
merupakan topic yang sedikitditelitipara ahli. Studi ini pada umumnya menunjukan
bahwa konflik dalam perkawinan antar budaya timbul dalam beberapa area,
mencangkup ekspresi cinta dan keintiman,
corak komitmen dan sikap yang mengarahkan pada perkawinan itu sendiri
dan pola pengasuhan anak ketika pasangan memiliki anak.
D. Perilaku Agresi Dalam Telaah Lintas Budaya
Segall,dkk.(1990) mengemukakan
bahwa agresi secara sederhana didefinisikan sebagai perilaku yang dengan
sengaja menyakiti orang lain .Tujuan uatama dari studi-studi lintas budaya
tentang agresi adalah untuk memahami mengapa manusia bertingkah laku
agresif.Biasanya mereka melakukan tindakan agresi dalam tingkatan yang berbeda
,dalam cara-cara yang berbeda ,dan untuk alasan-alasan yang berbeda pula.Dalam
beberapa hal perilaku agresi mungkin lebih baik dianggap sebagai usaha-usaha
untuk melatih kontrol sosial dengan menggunakan kekerasan atau paksaan
(coercion)sebagaimana argumentasinya yang dikemukakan Tedeschi dkk(1983).
E. Perbedaan Budaya Dalam Perilaku Prososial
Studi-studi prilaku prososial yang
di lawankan dengan agresi adalah tentang perilaku prososial yankni kesedian
oarang-orang untuk membantu atau menolong orang lain.yang ada dalam kondisi
distress(menderita)atau mengalami kesulitan.Biasanya studi-studi tentang
perilaku prososial ini di lakukan di empat umum yang melibatkan permintaan
bantuan atau pertolongan dalam menemukan jalan atau suatu tempat ,menukar uang
atau penyajian beberapa situasi darurat seperti menjatuhkan sesuatu di jalan.
F. Perbedaan Budaya Dalam Konformitas, Memenuhi Permintaam , dan Kepatuhan Kepada Kelompok.
Pada umumnya di budaya barat sosial
seperti konformitas ,kepatuhan ,dan obedience memilii konotasi negatif,sebab
hal itu biasanya membentuk suati image(kesan)seseorang itu ibarat robot dan
mesin otomatis yang kehilangan individualitas.
Studi-studi
tentang konformitas,complience dan obedience yang paling dikenal dalam
psikologi sosial selama ini adalah studi yang dilakukan oleh Asch dan Milgram.
G. Perilaku Koorperatif, Kompetitif dan Ndegoisasi Secara Lintas Budaya
Studi-studi lintas budaya pada
umumnya menunjukan bahwa anak-anak Amerika lebih tidak koorperatif di
bandingkan dengan anak-anak Asia.Bahkan Betlehem (1975) meneukan bahwa
pembaratan (westernisasi) akan meningkat kompetisi.Hasil penelitain Cox,Lobel
dan McLeod(1991)juga menemukan bahwa pelajar inggris lebih kompetetif daripada
orang Amerika keturunan Spanyol ,Kulit
hitam dan Asia.
Usaha untuk memahami negosiasi
secara lebih sistematis dalam budaya-budaya yang berbeda menuntut kita untuk
lebih mengacu konsep individualisme dan kolektivisme.Sesuatu yang di harapkan
dalam budaya individualisme ,negosiator semestinya melihat cara
negosiasisebagai perioritas utama mencapai kesepakatan atau persetujuan yang
berdasarkan pada tuntutan –tuntutan yang logis dari tugas yang diselesaikan pada
waktu itu.
H. Resolusi Konflik
Lind,dkk.(1978)dari hasil
penelitiannya nmenemukan bahwa cara-cara adversarial dalam menyelesikan konflik
secara legal lebih disukai pada negar-negara individualis seperti Perancis
,Jerma, Inggris dan Amerika.
I. Pengaruh Budaya Pada Komunikasi
Komunikasi adalah proses
penyampaian pesan atau makna dari pengirim kepada penerima.Kita menggunakan
beberapa sasaran atau alat pengirim untk mengungkapkan atau mengkomunikasikan
pikiran ,perasaan dan keinginan kita kepada
oarang lain.Sasaran itu dapat berbentuk perilaku verbal ataupun
nonverbal.
1. Gaya
Komunikasi Verbal Secara Lintas Budaya
Hall(1976)
mengemukakan bahwa context memainkan peran kunci dala menjelaskan beberapa
perbedaan komunikasi.Context adalah informasi yang mengelilingi suatu
komunikasi dan membantu penyampaian pesan.
2. Penyingkapan
Diri (Self –Disclosure)
Penyingkapan informasi
diri seseorang dapat dioandang sebagai satu tipe dari komunikasi yang bersifat
langsung.Won-Doornink(1985)membandingkan penyingkapan diri di USA dan Korea dan
menemukan sesuai dengan pa yang di harapkan bahwa di USA lebih tinggi.
3. Penyelatan
Muka (The Preservation Of Face)
Laporan yang lebih umum
mengenai fungsi-fungsi dari gaya komunikasi yang berbeda dalam budaya
individualis dan kolektivis dikemukakan oleh Ting-Toomey (1988) dengan theory
of fave-nya.Menurutnya dalam semua budaya orang berusaha menyelamatkan muka
,tetapui konsepnya berbeda antara budaya individualis dengan kolektivis.
4. Budaya
dan Komunikasi Non Verbal.
Komunikasi Non Verbal
adalah transfer makna melalu alat-alat seperti bahasa tubuh (body lenguage) dan
penggunaan ruang fisik.Dengan demikian ekpersi
wajah ,gestures (gerakan tubuh),sikap badan (posture),kontak mata dan
suara bahkan penggunaan ruang dan jarak interpersonal ,penggunaan waktu tipe
pakaian yang di pakai ,dan desain arsitekture yang kita gunakan adalah perilaku
–perilaku yang termasuk dalam perilaku non verbal.
Menurut Ekman dan
Friesen (1969),perilaku-perilaku nonverbal dapat diklasifikasikan menjadi 5
kategori yaitu:
a. Illustrator
b. Adaptorslmanipultors
c. Emblems
d. Emotions
e. Regulator
5. Perbedaan
Budaya dalam Komunikasi Non Verbal.
Orang-orang dari budaya
berbeda memiliki aturan-aturan tertentu bagaimana mengelola perilaku non verbal
..Aturan-aturan itu mungkin sangat berbeda abtar budaya ,sehingga bisa jadi
perilaku sama dapat memiliki makna yang sangat berbeda.Oleh karena itu ,dalam
komunikasi abtar budaya proble yang jelas terletak pada bahasa non verbal ini.
J. Pengaruh
kultur pada gender
1. Pengaruh
budaya terhadap gender
Gender merupakan hasil
kontruksi yang berkembang selama masa anak – anak sebagai merekan
disosialisasikan dalam lingkungan mereka. Adanya perbedaan reprokduksi dan
biologis mengarahkan pada pembagian kerja yang berbeda antra pria dan wanita
dalam keluarga.
Budaya yang berbeda
akan memberikan hasil yang berbeda pula, saru budaya mungin kesamaan antar pria
dan wanita, namun budaya lain tidak mendukung kesamaan tersebut , dengan
demikian budaya mendefinisikan batasan mengenai peran, kewajiban, dan tagging
jawab yangcocok bagi pria dan wanita.
2. Perbedaan
gender dalam karakteristik psikologis yang lain secara lintas budaya.
Hasil psikologi sebagai
produk dari perbedaan gender menjadi aspek yang penting dalam mengaitkan antara
budaya dengan perilaku dan psikologi. Perbedaangender yang diteliti kebanyakan
difokuskan pada masalah – masalah tentang kecerdasan, kemampuan – kemampuan
khusus, konfromitas dan kepatuhan serta agretifiyas.
K. Pengaruh Budaya Terhadap Psikologi Lingkungan
Psikologi
lingkungan adalah ilmu tentang salaing
hubungan antara tingkah laku dengan lingkungan buatan maupun ilmiah.Menurut
Altman (1975),iteraksi yang terjadi anatara manusia dengan lingkungan sejajar
dengan orientasi sosial yang mengahasilkan perilaku-perilaku sosial dalam
setting lingkungan dimana perilaku tersebut bisa terwujud dalam bentuk “
agosentri” dimana manusia hanya bergantung pada sum ber yang ada disekitar kita
lingkungan.
1. Privacy
(Private Space)
Adalah keinginan atau kecendrungan pada diri
seseorang untuk tidak diganggu ksendiriannya.
2. Telaah
Lintas Budaya Tentang Privacy
Menurut Altman (1975) secara alamiah
kebudayaan berpengaruh pada perilaku untuk mewujudan Privacy.Setiap kebudayaan
memiliki mekansme tertentu dalam mengelola aksesibilitas antara orang satu
dengan orang lainnya.
3. Territory
Space
Sama dengan personal
space,teritorialitas(territory)adalah juga perwujudan dari privacy. Akan tetapi
jika personal space merupakan kapsul maya berpindah-pindah mengikuti gerakan
individu yang bersangkutan.terotorialitas
merupakan tempa yang nyata,relatif tetap dan tidak berpindah-pindah
mengikuti gerakan individu yang bersangkutan.
4. Telaah
Lintas Budaya Tentang Perilaku Teritori
Tinjauan tentang
teritori primer bisa di kembangkan dalam studi lintas budaya.Banyak masyarakat
,keluarga,atau sistem pertalian keluarga yang tertutup memilii tempat tinggal
seperti gubuk,tenda dan jenis tempat tinggal lainnya. Suatu pola kehiduapan
komunal,seperti dapat pula dilihat suku Dayak Ngaju Kalimantan yang hidup di perkampungan dan
dusun-dusun tani kecil yang memanjang mengikuti alut sungai.
5. Crowding
dan Telaah Lintas Budaya
Menurut Stokols (dalam
Altman 1975) penegrtian crowding (kesesakan) berbeda dengan
density(kepadatan.Ada beberapa hal yang menjadi karakteristik dari
crowding,yaitu :
1. Crowding
adalah suatu reaksi pribadi yang sifatnya subjektif bukan suatu ubahan fisik.
2. Crowding
adalah suatu keadaan motivasional yang berkaitan pada perilaku yang mengarah
pada tujuan untuk memperoleh beberapa hasil akhir tau mengakibatktan perasaan
yang tak menyenangkan.
3. Crowding
berpusan pada seoutar perasaan
ter=ntangterlalu kecilnya/sempitnya ruangan.
DAFTAR PUSTAKA
Surya,
M.H., Prof. DR. (2003). Psikologi Konseling. Bandung: C.V. Pustaka Bani
Quraisy.
Prayitno, Prof. DR. (1998). Konseling pancawaskita. Padang: program studi bimbingan dan
konseling fakultas ilmu pendidikan ikip padang.
S. Willis, Prof. DR. (2009). Konseling
individual teori dan praktek. Bandung: Alpabeta.
Surya mohamad, Prof. DR. (2003). Teori-teori
konseling. Bandung: C.V pustaka bani Quraisy.
Latipun. 2006. Psikologi
Konseling. Malang: UMM Pressn
Kutipan dari internet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar