BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.LATAR
BELAKANG
Teori ini memandang bahwa bahasa adalah batasan
budaya, dan karenanya laki-laki lebih berkuasa dari perempuan, laki-laki lebih
mempengaruhi bahasa sehingga menghasilkan bahasa yang bias laki-laki.
Hal ini terjadi, karena bahasa dari budaya yang
khusus tidak menyajikan semua pembicara (speakers) secara sama, tidak
semua pembicara berkontribusi dalam formulasi cara yang sama. Perempuan (dan
anggota dari kelompok subordinat) tidak sebebas dan semampu laki-laki untuk mengatakan
apa yang mereka inginkan, kapan, dan di mana, karena kata-kata dan norma
untuknya menggunakan formulasi dari kelompok dominan, yaitu laki-laki.
B.
RUMUSAN MASALAH
Teori-teori proses umum dari pembentukan
tim
a.
Pelatihan
b.
Pendidikan dan Pengembangan
c.
Proses Konsultasi
d.
Intervensi pihak ke 3
e.
Pembentukan TIM
D.TUJUAN
1.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini
adalah sebagai berikut ;
a.
untuk membantu memperjelas mengatasi hambatan, dan memperbaiki
dri
b.
mengembangkan kekuatan kerja,
c.
penciptaan hubungan yang mengizinkan klien untuk merasakan,
memahami, dan bertindak dalam proses yang terjadi di lingkungan
d.
memperbaiki cara menyelesaikan tugas dan membantu anggota
meningkatkan interpersonal mereka dan keterampilan memecahkan masalah.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Pembentukan tim secara langsung memperbaiki efektivitas kelompok
dan cara bagaimana tiap anggota tim bekerja bersama-sama. Kelompok dapat bersifat permanen
atau sementara, tradisional atau virtual, tetapi tiap anggotanya memiliki
tujuan organisasi dan aktivitas bekerja yang sama. Proses umum dari pembentukan
tim sama seperti proses konsultasi, yaitu mencoba untuk melengkapi kelompok
dalam menangani pemecahan masalah yang sedang terjadi.
1.
PELATIHAN
Pelatihan merupakan pekerjaan yang melibatkan anggota organisasi,
terutama bagi manajer dan eksekutif, sebagai dasar bagi mereka untuk membantu
memperjelas tujuan, mengatasi hambatan, dan memperbaiki kinerjanya.
Pelatihan biasanya bertujuan membantu eksekutif untuk lebih
efektif melaksanakan beberapa peralihan, seperti integrasi merjer atau
pengerucutan; mengatasi permasalahan pelaksanaan; atau membangun keterampilan
perilaku baru sebagai bagian dari program pengembangan kepemimpinan. Dalam
beberapa hal, pelatihan disamakan dengan terapi, karena keduanya berhubungan
dengan pengembangan pribadi, tetapi pelatihan dilakukan kepada pribadi yang
sehat dan bukan bagi mereka yang terkena penyakit, selain itu pelatihan fokus
kepada masa depan dan tindakan, bukan berorientasi masa lalu yang biasa
dilakukan dalam model terapi. Pelatihan membantu individu memahami bagaimana
perilaku mereka berkontribusi bagi situasi saat ini.
2.
PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN
Intervensi pada pendidikan dan pengembangan merupakan strategi
tertua untuk perubahan organisasi. Kegiatan ini memberikan keterampilan dan
pengetahuan yang diperlukan bagi anggota baru maupun lama untuk melaksanakan
pekerjaannya.
Istilah pendidikan digunakan ketika tujuannya adalah
mengembangkan kekuatan kerja, sementara emiistilah pengambangan manajemen atau
pengembangan kepemimpinan biasanya diterapkan ketika tujuannya adalah
mengembangkan manajemen organisasi dan kemampuan eksekutif.
3.
PROSES KONSULTASI
Proses konsultasi (PK) merupakan kerangka kerja umum untuk
membantu hubungan kerjasama. Schein mendefinisikan PK sebagai “penciptaan
hubungan yang mengizinkan klien untuk merasakan, memahami, dan bertindak dalam
proses yang terjadi di lingkungan internal maupun eksternalnya yang bertujuan
untuk memperbaiki situasi yang telah dirumuskan oleh klien.” Proses konsultasi
tidak memberikan bantuan dalam bentuk pemecahan masalah, seperti halnya dokter
kepada pasiennya, tetapi para konsultan bekerja untuk membantu manager,
pekerja, dan penilaian kelompok, dan memperbaiki proses manusia, seperti
komunikasi, hubungan interpersnal, pengambilan keputusan, dan pelaksanaan
tugas.
Schein berpendapat bahwa konsultan dan manajer yang efektif
harus menjadi pembantu yang baik, membantu pihak lain menyelesaikan tugasnya,
dan mencapai tujuan seperti yang telah direncanakan. PK merupakan pendekatan
untuk membantu orang dan kelompok membantu dirinya sendiri, filosofinya adalah
mereka yang menerima bantuan memperoleh keterampilan dan keahlian untuk
mendiagnosa dan memecahkan masalah yang dihadapinya.
Sebagai sebuah filosofi untuk membantu dalam hubungan, Schein mengajukan 10 prinsip sebagai panduan tindakan proses konsultasi, yaitu:
Sebagai sebuah filosofi untuk membantu dalam hubungan, Schein mengajukan 10 prinsip sebagai panduan tindakan proses konsultasi, yaitu:
1. Selalu mencoba untuk
menolong
2. Selalu tetap berhubungan dengan realitas saat ini
3. Menyadari apa yang tidak diketahui
4. Setiap yang anda lakukan merupakan sebuah intervensi
5. Klien memiliki masalah dan pemecahannya
6. Mengikuti arus
7. Waktu merupakan hal yang penting
8. Menjadi opportunis yang membangun dengan menghadapi intervensi
9. Segala sesuatu merupakan informasi; kesalahan selalu akan terjadi dan merupakan sumber pembelajaran
10. Berbagi apabila timbul keraguan.
2. Selalu tetap berhubungan dengan realitas saat ini
3. Menyadari apa yang tidak diketahui
4. Setiap yang anda lakukan merupakan sebuah intervensi
5. Klien memiliki masalah dan pemecahannya
6. Mengikuti arus
7. Waktu merupakan hal yang penting
8. Menjadi opportunis yang membangun dengan menghadapi intervensi
9. Segala sesuatu merupakan informasi; kesalahan selalu akan terjadi dan merupakan sumber pembelajaran
10. Berbagi apabila timbul keraguan.
4.
INTERVENSI PIHAK KETIGA
ntervensi pihak ketiga fokus pada konflik yang terjadi antara
dua atau lebih orang-orang yang ada dalam organisasi yang sama. Konflik tidak
dapat dipisahkan dari kelompok dan organisasi, dan dapat terjadi karena beragam
sebab, termasuk perbedaan kepribadian, orientasi tugas, ketergantungan tujuan,
dan persepsi diantara para anggota, dan juga kompetisi akibat kelangkaan sumber
daya. Konsekuensinya adalah intervensi pihak ketiga terutama digunakan dalam
situasi dimana konflik secara signifikan mengganggu interaksi tugas yang
penting dan hubungan pekerjaan diantara para anggota.
5.
PEMBENTUKAN TIM
Pembentukan tim merupakan wilayah yang cukup luas dari aktivitas
perencanaan yang membantu kelompok memperbaiki cara mereka menyelesaikan tugas
dan membantu anggota meningkatkan interpersonal mereka dan keterampilan
memecahkan masalah. Pembentukan tim dapat membantu memecahkan masalah kelompok
dengan memaksimalkan penggunaan sumberdaya dan kontribusi anggota, serta
membantu anggota tingkatan tertinggi dari motivasi bagi pelaksanaan keputusan
kelompok.
Pembentukan tim juga dapat membantu kelompok mengatasi
masalah-masalah khusus, seperti kelesuan dan kurangnya ketertarikan anggota;
hilangnya produktivitas; meningkatnya keluhan dalam kelompok; kebingungan atas
tugas; partisipasi yang rendah saat rapat; rendahnya inovasi dan inisiasi;
meningkatnya keluhan dari pihak luar mengenai kualitas; ketepatan waktu dan
efektivitas pelayanan; dan permusuhan atau konflik diantara anggota.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam kelompok yang
efektif, tugas perilaku dan proses kelompok harus terintegrasi satu sama lain
dengan kebutuhan dan keinginan oramg-orang yang membuat kelompok. Dengan makin
baiknya pemahaman kelompok mengenai dirinya sendiri, dan makin baiknya
kemampuan untuk memecahkan masalahnya,
maka kelompok akan lebih fokus pada perannya dalam organisasi. Selain itu makin
kompaknya kelompok akan membawa pengaruh yang kuat bagi kelompok lain dalam
organisasi
B.
Saran
Kegiatan
ini merupakan yang paling awal dilakukan dan yang paling populer dalam
perkembangan organisasi. Proses ini merupakan program perubahan yang membantu
orang-orang untuk mendapatkan keterampilan dan pengetahuan individu, kompetensi
interpersonal, bekerja melalui konflik interpersonal dan mengembangkan
efektivitas kelompok. Intervensi pelatihan, pendidikan dan pengembangan,
terutama ditujukan bagi individu. Program ini dilakukan untuk memperbaiki
kompetensi pribadi, dan merupakan aspek penting pada program pengembangan
kepemimpinan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar