Powered By Blogger

Minggu, 02 Desember 2012

proses teori kelompok


BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Teori ini memandang bahwa bahasa adalah batasan budaya, dan karenanya laki-laki lebih berkuasa dari perempuan, laki-laki lebih mempengaruhi bahasa sehingga menghasilkan bahasa yang bias laki-laki.
Hal ini terjadi, karena bahasa dari budaya yang khusus tidak menyajikan semua pembicara (speakers) secara sama, tidak semua pembicara berkontribusi dalam formulasi cara yang sama. Perempuan (dan anggota dari kelompok subordinat) tidak sebebas dan semampu laki-laki untuk mengatakan apa yang mereka inginkan, kapan, dan di mana, karena kata-kata dan norma untuknya menggunakan formulasi dari kelompok dominan, yaitu laki-laki.

B. RUMUSAN MASALAH
Teori-teori proses umum dari pembentukan tim
a.       Pelatihan
b.      Pendidikan dan Pengembangan
c.       Proses Konsultasi
d.      Intervensi pihak ke 3
e.       Pembentukan TIM

D.TUJUAN
1.      Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut ;
a.       untuk membantu memperjelas mengatasi hambatan, dan memperbaiki dri
b.      mengembangkan kekuatan kerja,
c.       penciptaan hubungan yang mengizinkan klien untuk merasakan, memahami, dan bertindak dalam proses yang terjadi di lingkungan
d.      memperbaiki cara menyelesaikan tugas dan membantu anggota meningkatkan interpersonal mereka dan keterampilan memecahkan masalah.


BAB II
PEMBAHASAN

Pembentukan tim secara langsung memperbaiki efektivitas kelompok dan cara bagaimana tiap anggota tim bekerja bersama-sama. Kelompok dapat bersifat permanen atau sementara, tradisional atau virtual, tetapi tiap anggotanya memiliki tujuan organisasi dan aktivitas bekerja yang sama. Proses umum dari pembentukan tim sama seperti proses konsultasi, yaitu mencoba untuk melengkapi kelompok dalam menangani pemecahan masalah yang sedang terjadi.
1.      PELATIHAN

Pelatihan merupakan pekerjaan yang melibatkan anggota organisasi, terutama bagi manajer dan eksekutif, sebagai dasar bagi mereka untuk membantu memperjelas tujuan, mengatasi hambatan, dan memperbaiki kinerjanya.
Pelatihan biasanya bertujuan membantu eksekutif untuk lebih efektif melaksanakan beberapa peralihan, seperti integrasi merjer atau pengerucutan; mengatasi permasalahan pelaksanaan; atau membangun keterampilan perilaku baru sebagai bagian dari program pengembangan kepemimpinan. Dalam beberapa hal, pelatihan disamakan dengan terapi, karena keduanya berhubungan dengan pengembangan pribadi, tetapi pelatihan dilakukan kepada pribadi yang sehat dan bukan bagi mereka yang terkena penyakit, selain itu pelatihan fokus kepada masa depan dan tindakan, bukan berorientasi masa lalu yang biasa dilakukan dalam model terapi. Pelatihan membantu individu memahami bagaimana perilaku mereka berkontribusi bagi situasi saat ini.
2.      PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN

Intervensi pada pendidikan dan pengembangan merupakan strategi tertua untuk perubahan organisasi. Kegiatan ini memberikan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan bagi anggota baru maupun lama untuk melaksanakan pekerjaannya.
Istilah pendidikan digunakan ketika tujuannya adalah mengembangkan kekuatan kerja, sementara emiistilah pengambangan manajemen atau pengembangan kepemimpinan biasanya diterapkan ketika tujuannya adalah mengembangkan manajemen organisasi dan kemampuan eksekutif.



3.      PROSES KONSULTASI

Proses konsultasi (PK) merupakan kerangka kerja umum untuk membantu hubungan kerjasama. Schein mendefinisikan PK sebagai “penciptaan hubungan yang mengizinkan klien untuk merasakan, memahami, dan bertindak dalam proses yang terjadi di lingkungan internal maupun eksternalnya yang bertujuan untuk memperbaiki situasi yang telah dirumuskan oleh klien.” Proses konsultasi tidak memberikan bantuan dalam bentuk pemecahan masalah, seperti halnya dokter kepada pasiennya, tetapi para konsultan bekerja untuk membantu manager, pekerja, dan penilaian kelompok, dan memperbaiki proses manusia, seperti komunikasi, hubungan interpersnal, pengambilan keputusan, dan pelaksanaan tugas.
Schein berpendapat bahwa konsultan dan manajer yang efektif harus menjadi pembantu yang baik, membantu pihak lain menyelesaikan tugasnya, dan mencapai tujuan seperti yang telah direncanakan. PK merupakan pendekatan untuk membantu orang dan kelompok membantu dirinya sendiri, filosofinya adalah mereka yang menerima bantuan memperoleh keterampilan dan keahlian untuk mendiagnosa dan memecahkan masalah yang dihadapinya.

Sebagai sebuah filosofi untuk membantu dalam hubungan, Schein mengajukan 10 prinsip sebagai panduan tindakan proses konsultasi, yaitu:

1.      Selalu mencoba untuk menolong
2. Selalu tetap berhubungan dengan realitas saat ini
3. Menyadari apa yang tidak diketahui
4. Setiap yang anda lakukan merupakan sebuah intervensi
5. Klien memiliki masalah dan pemecahannya
6. Mengikuti arus
7. Waktu merupakan hal yang penting
8. Menjadi opportunis yang membangun dengan menghadapi intervensi
9. Segala sesuatu merupakan informasi; kesalahan selalu akan terjadi dan merupakan sumber pembelajaran
10. Berbagi apabila timbul keraguan.






4.       INTERVENSI PIHAK KETIGA
ntervensi pihak ketiga fokus pada konflik yang terjadi antara dua atau lebih orang-orang yang ada dalam organisasi yang sama. Konflik tidak dapat dipisahkan dari kelompok dan organisasi, dan dapat terjadi karena beragam sebab, termasuk perbedaan kepribadian, orientasi tugas, ketergantungan tujuan, dan persepsi diantara para anggota, dan juga kompetisi akibat kelangkaan sumber daya. Konsekuensinya adalah intervensi pihak ketiga terutama digunakan dalam situasi dimana konflik secara signifikan mengganggu interaksi tugas yang penting dan hubungan pekerjaan diantara para anggota. 

5.       PEMBENTUKAN TIM

Pembentukan tim merupakan wilayah yang cukup luas dari aktivitas perencanaan yang membantu kelompok memperbaiki cara mereka menyelesaikan tugas dan membantu anggota meningkatkan interpersonal mereka dan keterampilan memecahkan masalah. Pembentukan tim dapat membantu memecahkan masalah kelompok dengan memaksimalkan penggunaan sumberdaya dan kontribusi anggota, serta membantu anggota tingkatan tertinggi dari motivasi bagi pelaksanaan keputusan kelompok.
Pembentukan tim juga dapat membantu kelompok mengatasi masalah-masalah khusus, seperti kelesuan dan kurangnya ketertarikan anggota; hilangnya produktivitas; meningkatnya keluhan dalam kelompok; kebingungan atas tugas; partisipasi yang rendah saat rapat; rendahnya inovasi dan inisiasi; meningkatnya keluhan dari pihak luar mengenai kualitas; ketepatan waktu dan efektivitas pelayanan; dan permusuhan atau konflik diantara anggota.





BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan

Dalam         kelompok yang efektif, tugas perilaku dan proses kelompok harus terintegrasi satu sama lain dengan kebutuhan dan keinginan oramg-orang yang membuat kelompok. Dengan makin baiknya pemahaman kelompok mengenai dirinya sendiri, dan makin baiknya kemampuan untuk  memecahkan masalahnya, maka kelompok akan lebih fokus pada perannya dalam organisasi. Selain itu makin kompaknya kelompok akan membawa pengaruh yang kuat bagi kelompok lain dalam organisasi
B.     Saran

Kegiatan ini merupakan yang paling awal dilakukan dan yang paling populer dalam perkembangan organisasi. Proses ini merupakan program perubahan yang membantu orang-orang untuk mendapatkan keterampilan dan pengetahuan individu, kompetensi interpersonal, bekerja melalui konflik interpersonal dan mengembangkan efektivitas kelompok. Intervensi pelatihan, pendidikan dan pengembangan, terutama ditujukan bagi individu. Program ini dilakukan untuk memperbaiki kompetensi pribadi, dan merupakan aspek penting pada program pengembangan kepemimpinan.


Tidak ada komentar: