BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Penyesuaian berarti adaptasi; dapat
mempertahankan eksistensinya, atau bisa survive dan memperoleh kesejahteraan
jasmaniah dan rohaniah, dan dapat mengadakan relasi yang memuaskan dengan
tuntutan sosial.
Penyesuaian diri
merupakan salah satu persyaratan penting bagi terciptanya kesehatan jiwa/mental
individu. Banyak individu yang menderita dan tidak mampu mencapai
kebahagiaan dalam hidupnya, karena ketidak-mampuannya dalam menyesuaikan diri,
baik dengan kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan dan dalam masyarakat pada
umumnya. Tidak jarang pula ditemui bahwa orang-orang mengalami stres dan
depresi disebabkan oleh kegagalan mereka untuk melakukan penyesaian diri dengan
kondisi yang penuh tekanan.
Individu
memerlukan interaksi dengan lingkungan sosialnya karena dalam lingkungan sosial
individu dapat berkembang dan menyesuaikan diri. Bagi remaja yang tinggal di
panti asuhan, lingkungan panti asuhan merupakan lingkungan sosial yang utama
dalam mengadakan penyesuaian diri. Apabila remaja tidak dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungannya maka remaja akan memiliki sikap negatif dan tidak bahagia.
Hal tersebut perlu diperhatikan oleh panti asuhan sebagai lingkungan pengganti
keluarga dalam memberikan perlakuan dan pemenuhan kebutuhan remaja agar dapat
mengembangkan kepribadian yang sehat.
Individu dalam
perkembangannya membutuhkan orang lain. Interaksi antara individu dan
lingkungan sosialnya bersifat timbal balik. Selain mengadakan kontak sosial,
remaja membutuhkan dukungan dari lingkungan. Dukungan sosial yang diterima
remaja dari lingkungannya, baik berupa dorongan semangat, perhatian,
penghargaan, bantuan dan kasih sayang, membuat remaja memiliki pandangan
positif terhadap diri dan lingkungan, sehingga menumbuhkan rasa aman dan
bahagia yang penting dalam penyesuaian diri.
Penyesuaian diri merupakan salah satu
persyaratan penting bagi terciptanya kesehatan jiwa/mental individu. Banyak
individu yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagiaan dalam hidupnya,
karena ketidak-mampuannya dalam menyesuaikan diri, baik dengan kehidupan
keluarga, sekolah, pekerjaan dan dalam masyarakat pada umumnya. Tidak jarang
pula ditemui bahwa orang-orang mengalami stres dan depresi disebabkan oleh
kegagalan mereka untuk melakukan penyesaian diri dengan kondisi yang penuh
tekanan.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
diatas, terdapat permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut:
a. Apa
pengertian Penyesuaian diri ?
b. Faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi proses penyesuaian diri pada remaja?
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini
yaitu :
a. Untuk
mengetahui pengertian Penyesuaian diri.
b. Untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses penyesuaian diri
pada remaja
BAB II
Pendahuluan
2.1
Pengertian Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri dapat diartikan
atau dideskripsikan sebagai berikut :
a.
Penyesuaian
berarti adaptasi: dapat mempertahankan eksistensinya, atau bisa “survive” dan
memperbolehkan kesejahteraan jasmaniah dan rohaniah, dan dapat mengadakan
relasi yang memuaskan dengan tuntutan.
b.
Penyesuaian
dapat juga diartikan sebagai konformitas, yang berarti menyesuaikan sesuatu
dengan standar atau prinsip.
c.
Penyesuaian
dapat diartikan sebagai penguasaan,yaitu memiliki kemampuan untuk membuat
rencana dan mengorganisasi respon- respon sedemikian rupa, sehingga bisa
mrngatasi segala macam konflik, kesulitan, dan frustrasi-frustrasi secara
efisien. Individu memiliki kemampuan menghadapi realitas hidup dengan cara yang
adekuat/ memenuhi syarat.
d.
Penyesuaian
dapat diartikan penguasa dan kematangan emosional yang tepat pada setiap
situasi.
Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk
mencapai keharmonisan pada diri sendiri dan pada lingkunganya.
2.2
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Proses Penyesuaian Diri pada Remaja.
Proses penyesuaian diri
identik dengan faktor- faktor yang mengatur perkembangan dan terbentuknya
pribadi secara bertahap. Secara sekunder proses penyesuaian ditentukan oleh
faktor-faktor yang menentukan kepribadian itu sendiri baik internal maupun
eksternal. Penentu penyesuaian identik dengan faktor-faktor yang mengatur
perkembangan dan terbentuknya pribadi secara bartahap. Penentu-penentu itu
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Kondisi–kondisi
fisik, termasuk di dalamnya keturunan, konstitusi fisik, susunan saraf
kelenjar, sistem otot, kesehatan, penyakit dan sebagainya.
b. Perkembangan
dan kematangan khususnya kematangan intelektual, sosial, moral dan emosional.
c. Penentu
psikologis, termasuk didalamnya pengalaman, belajarya, pemgkondisian, penentua
diri (self – determination), frustasi dan konflik.
d. Kondisi
lingkungan khususnya kelurga dan sekolah.
e. Penentu
cultural termasuk agama.
Pemahaman tentang faktor–faktor diatas
dan bagamana fungsinya dalam penyesuaian merupakan syarat untuk memahami proses
penyesuaian diri. Berikut akan dijelaskan mengenai faktor – faktor diatas.
- Kondisi Jasmaniah
Kondisi jasmaniah merupakan kondisi primer bagi
tingkah laku maka dapat diperkirakan bahwa system syaraf, kelenjar dan otot
merupakan faktor yang penting bagi proses penyesuaian diri.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
gangguan–gangguan dalam system syaraf, kelenjar dan otot menimbulkan
gejala–gejala gangguan mental, tingkah laku dan kepribadian. Dengan demikian,
kondisi sistem tubuh yang baik merupakan syarat bagi tercapainya proses
penyesuaian diri yang baik.
Disamping itu, kesehatan dan penyakit
jasmaniah juga berhubungan dengan penyesuaian diri. Kualitas penyesuaian diri
yang baik hanya dapat diperoleh dan dipelihara dalam kondisi kesehatan
jasmaniah yang baik pula. Ini berarti bahwa gangguan penyakit jasmaniah yang
diderita oleh seseorang akan mengganggu proses penyesuaian dirinya. Gangguan
penyakit yang kronis dapat menimbulkan kurangnya kepercayaan pada diri sendiri,
perasaan rendah diri, ketergantungan, perasaan ingin dikasihani dan sebagainya.
- Perkembangan,
kematangan dan penyesuaian diri.
Sikap dapat diartikan sebagai kesediaan bereaksi
indiviu terhadap suatu hal. Lebih terperinci lagi sikap dapat diartikan sebagai
kecenderungan yang relatif stabil yang dimiliki seseorang dalam mereaksi (baik
reaksi negatif maupun reaksi positif) terhadap dirinya sendiri, orang lain,
benda situasi / kondisi sekitarnya. Sikap remaja awal yang berkembang terutama
menonjol dalam sikap sosial, lebih – lebih sikap sosial yang berhubungan dengan
teman sebaya. Sikap positif remaja awal terhadap teman sebaya berkembang dengan
pesat setelah remaja mengenal adanya kepentingan dan kebutuhan yang sama.
Sikap solider atau senasib seperjuangan
dirasakan dalam kehidupan kelompok baik dalam kelompok yang sengaja dibentuk
ataupun kelompok yang terbentuk dengan sendirinya. Simpati dan merasakan
perasaan orang lain telah mulai berkembang dalam usia remaja awal. Remaja
berusaha bersikap sesuai dengan norma kelompokmya.
Sesuai dengan hukum perkembangan,
tingkat kematangan yang dicapai berbeda – beda antara individu yang satu dengan
yang lainnya, sehingga pencapaian pola - pola penyesuaian diri pun berbeda pula
secara individual. Dengan kata lain, pola penyesuaian diri akan bervariasi
sesuai dengan tingkat perkembangan dan kematangan yang dicapainya. Kondisi –
kondisi perkembangan mempengaruhi setiap aspek kepribadian seperti emosional,
sosial, moral, keagamaan dan intelektual.
3.
Penentu psikologis terhadap penyesuaian diri.
a. Pengalaman
Tidak
semua pengalaman mempunyai arti bagi penyesuaian diri. Pengalaman yang
menyenangkan akan menimbulkan penyesuaian diri yang baik dan sebaliknya.
b. Belajar
Proses
belajar merupakan suatu dasar yang fundamental dalam proses penyesuaian diri, karena
melalui belajar ini akan berkembang pola – pola respon yang akan membentuk
kepribadian. Sebagaian besar respon dan ciri kepribadian lebih banyak yang
diperoleh dari proses belajar daripada yang diperoleh secara diwariskan. Proses
belajar ini akan berlangsung sepanjang hayat.
c. Determinasi
diri
Dalam
proses penyesuaian diri, disamping ditentukan oleh faktor – faktor terebut
diatas, orang itu sendiri menentukan dirinya, terdapat faktor kekuatan yang
mendorong untuk mencapai taraf penyesuaian yang tinggi. Faktor – faktor itulah
yang disebut determinasi diri.
Determinasi
diri mempunyai peranan penting dalam proses penyesuaian diri karena mempuyai
peranan dalam pengendalian arah dan pola penyesuaian diri. Ada beberapa orang
dewasa yang mengalami pengalaman penolakan ketika masa kanak – kanak, tetapi
mereka dapat menghindarka diri dari pengaruh negatif karena dapat menentukan
sikap atau arah dirinya sendiri.
d. Konflik
dan Penyesuaian
Tanpa
memperhatikan tipe–tipe konflik, mekanisme konflik secara essensial sama yaitu
pertentangan antara motif–motif.
Ada
beberapa pandangan bahwa konflik bersifat mengganggu atau merugikan. Namun ada
yang berpandangan bahwa konflik dapat bermanfaat memotivasi seseorang untuk
meningkatkan kegiatan.
4. Kondisi
Lingkungan
a. Rumah
/ keluarga
Keluarga
sangat besar pengaruhnya dalam kehidupa remaja. Kasih sayang orang tua dan
anggota keluarga yang lain akan memberi dampak dalam kehidupan mereka. Demikian
pula cara mendidik atau cntoh tauladan dalam keluarga khususnya orang tua akan
sangat memberi input yang luar biasa.
Dalam
keluarga yang bahagia dan sejahtera serta memiliki tauladan keislaman yang baik
dari orang tua, Insya Allah remaja akan tumbuh dengan rasa aman, berakhlak
mulia, sopan santun dan taat melaksanakan perintah agamanya.
Selain
pendidikan agama, remaja juga memerukan komunikas yang baik dengan orang tua,
karena ia ingin dihargai, didengar, dan diperhatikan keluhannya. Dalam masalah
ini diperlukan orang tua yang dapat bersikap tegas namun akrab (friendly).
Dalam
mendidik anak dilakukan dengan cara yang masuk akal atau logis, mampu
menjelaskan mana yang baik dan mana yang buruk, melakukan pendekatan persuasif
dan memberikan perhatian yang cukup. Semua itu tidak lain karena remaja
sekarang kritis dan wawasannya berkembang lebih cepat akibat arus informasi dan
globalisasi
b. Lingkungan
Sekolah
Sekolah
adalah rumah kedua, tempat remaja memperoleh pendidikan formal, dididik dan
diasuh oleh para guru. Dalam lingkungan inilah remaja berlatih untuk
menigkatkan kemampuan daya pikirnya. Bagi remaja yang sudah menginjak perguruan
tinggi, nampak sekali perkembangan intelektualitasnya. Tidak hanya sekedar
menerima tapi mereka juga mampu beradu argumen dengan pengajarnya.Dalam
lingkungan sekolah guru memegang peranan penting sebab guru bagaikan pengganti
orang tua. Karena itu, diperlukan guru yang arif, bijaksana, mau membimbing dan
mendorong anak didik untuk aktif dan maju, memahami perkembangan remaja serta
seseorang yang dapat dijadikan tauladan.
c. Lingkungan
teman sepergaulan
Teman
sebaya adalah sangat penting sekali pengaruhnya bagi kehidupan remaja, baik itu
teman sekolah, organisasi maupun teman bermain. Pada usia remaja mereka
berusaha untuk bebas dari keluarga dan tidak bergantung pada orang tua. Akan
tetap pada waktu yang sama ia takut kehilangan rasa nyaman yang telah
diperolehnya selama masa kanak – kanak.
Oleh karena itu, kita
wajib berhati – hati dalam memilih teman, karena pergaulan yang salah dapat
empengaruhi proses dan pola – pola penyesuaian diri.
5.
Kultural dan agama sebagai penentu penyesuaian
diri
Lingkungan
kultural dimana individu berada dan berinteraksi akan menentukan pola-pola
penyesuaian dirinya. Contohnya tatacara kehidupan di sekolah, masjid, gereja,
dan semacamnya akan mempengaruhi bagaimana anak menempatkan diri dan bergaul dengan
masyarakat sekitarnya. Agama memberikan suasana psikologis tertentu dalam
mengurangi konflik, frustasi dan ketegangan lainnya. Agama juga memberikan
suasana damai dan tenang bagi anak. Agama merupakan sumber nilai, kepercayaan
dan pola-pola tingkah laku yang akan memberikan tuntunan bagi arti, tujuan, dan
kestabilan hidup umat manusia. Agama memegang peranan penting sebagai penentu
dalam proses penyesuaian diri.
BAB III
Penutup
3.1
Kesimpulan
Manusia
tidak dilahirkan dalam keadaan telah mampu menyesuaikan diri, maka penyesuaian
diri terhadap lingkungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan memerlukan proses
yamg cukup unik. Penyesuaian diri dapat diartikan adaptasi, konformitas,
penguasaan, dan kematangan emosional. Proses penyesuaian diri yang tertuju pada
pencapaian keharmonisan antara faktor internal dan eksternal anak sering
menimbulkan konflik, tekanan, frustasi, dan berbagai macam perilaku untuk
membebaskan diri dari ketegangan.
Kondisi
fisik, mental, dan emosional dipengaruhi dan diarahkan oleh faktor-faktor
lingkungan di mana kemungkinan akan berkembang proses penyesuaian yang baik
atau salah. Selain faktor lingkungan, faktor psikologis, kematangan, kondisi
fisik, dan kebudayaan juga mempengaruhi proses penyesuaian diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar