Powered By Blogger

Selasa, 18 September 2012

pengertian penyesuaian diri


BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang
Penyesuaian berarti adaptasi; dapat mempertahankan eksistensinya, atau bisa survive dan memperoleh kesejahteraan jasmaniah dan rohaniah, dan dapat mengadakan relasi yang memuaskan dengan tuntutan sosial.
Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi terciptanya kesehatan jiwa/mental individu. Banyak individu  yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagiaan dalam hidupnya, karena ketidak-mampuannya dalam menyesuaikan diri, baik dengan kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan dan dalam masyarakat pada umumnya. Tidak jarang pula ditemui bahwa orang-orang mengalami stres dan depresi disebabkan oleh kegagalan mereka untuk melakukan penyesaian diri dengan kondisi yang penuh tekanan. 
Individu memerlukan interaksi dengan lingkungan sosialnya karena dalam lingkungan sosial individu dapat berkembang dan menyesuaikan diri. Bagi remaja yang tinggal di panti asuhan, lingkungan panti asuhan merupakan lingkungan sosial yang utama dalam mengadakan penyesuaian diri. Apabila remaja tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya maka remaja akan memiliki sikap negatif dan tidak bahagia. Hal tersebut perlu diperhatikan oleh panti asuhan sebagai lingkungan pengganti keluarga dalam memberikan perlakuan dan pemenuhan kebutuhan remaja agar dapat mengembangkan kepribadian yang sehat.
Individu dalam perkembangannya membutuhkan orang lain. Interaksi antara individu dan lingkungan sosialnya bersifat timbal balik. Selain mengadakan kontak sosial, remaja membutuhkan dukungan dari lingkungan. Dukungan sosial yang diterima remaja dari lingkungannya, baik berupa dorongan semangat, perhatian, penghargaan, bantuan dan kasih sayang, membuat remaja memiliki pandangan positif terhadap diri dan lingkungan, sehingga menumbuhkan rasa aman dan bahagia yang penting dalam penyesuaian diri.
Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi terciptanya kesehatan jiwa/mental individu. Banyak individu yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagiaan dalam hidupnya, karena ketidak-mampuannya dalam menyesuaikan diri, baik dengan kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan dan dalam masyarakat pada umumnya. Tidak jarang pula ditemui bahwa orang-orang mengalami stres dan depresi disebabkan oleh kegagalan mereka untuk melakukan penyesaian diri dengan kondisi yang penuh tekanan.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, terdapat permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut:
a.       Apa pengertian Penyesuaian diri ?
b.      Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses penyesuaian diri pada remaja?

1.3 Tujuan
    Tujuan pembuatan makalah ini yaitu :
a.       Untuk mengetahui pengertian Penyesuaian diri.
b.      Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses penyesuaian diri pada remaja



BAB II
Pendahuluan

2.1 Pengertian Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri dapat diartikan atau dideskripsikan sebagai berikut :
a.       Penyesuaian berarti adaptasi: dapat mempertahankan eksistensinya, atau bisa “survive” dan memperbolehkan kesejahteraan jasmaniah dan rohaniah, dan dapat mengadakan relasi yang memuaskan dengan tuntutan.
b.      Penyesuaian dapat juga diartikan sebagai konformitas, yang berarti menyesuaikan sesuatu dengan standar atau prinsip.
c.       Penyesuaian dapat diartikan sebagai penguasaan,yaitu memiliki kemampuan untuk membuat rencana dan mengorganisasi respon- respon sedemikian rupa, sehingga bisa mrngatasi segala macam konflik, kesulitan, dan frustrasi-frustrasi secara efisien. Individu memiliki kemampuan menghadapi realitas hidup dengan cara yang adekuat/ memenuhi syarat.
d.      Penyesuaian dapat diartikan penguasa dan kematangan emosional yang tepat pada setiap situasi.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai keharmonisan pada diri sendiri dan pada lingkunganya.

2.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Proses Penyesuaian Diri pada Remaja.
Proses penyesuaian diri identik dengan faktor- faktor yang mengatur perkembangan dan terbentuknya pribadi secara bertahap. Secara sekunder proses penyesuaian ditentukan oleh faktor-faktor yang menentukan kepribadian itu sendiri baik internal maupun eksternal. Penentu penyesuaian identik dengan faktor-faktor yang mengatur perkembangan dan terbentuknya pribadi secara bartahap. Penentu-penentu itu dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a.       Kondisi–kondisi fisik, termasuk di dalamnya keturunan, konstitusi fisik, susunan saraf kelenjar, sistem otot, kesehatan, penyakit dan sebagainya.
b.      Perkembangan dan kematangan khususnya kematangan intelektual, sosial, moral dan emosional.
c.       Penentu psikologis, termasuk didalamnya pengalaman, belajarya, pemgkondisian, penentua diri (self – determination), frustasi dan konflik.
d.      Kondisi lingkungan khususnya kelurga dan sekolah.
e.       Penentu cultural termasuk agama.
Pemahaman tentang faktor–faktor diatas dan bagamana fungsinya dalam penyesuaian merupakan syarat untuk memahami proses penyesuaian diri. Berikut akan dijelaskan mengenai faktor – faktor diatas.
  1. Kondisi Jasmaniah
Kondisi jasmaniah merupakan kondisi primer bagi tingkah laku maka dapat diperkirakan bahwa system syaraf, kelenjar dan otot merupakan faktor yang penting bagi proses penyesuaian diri.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gangguan–gangguan dalam system syaraf, kelenjar dan otot menimbulkan gejala–gejala gangguan mental, tingkah laku dan kepribadian. Dengan demikian, kondisi sistem tubuh yang baik merupakan syarat bagi tercapainya proses penyesuaian diri yang baik.
Disamping itu, kesehatan dan penyakit jasmaniah juga berhubungan dengan penyesuaian diri. Kualitas penyesuaian diri yang baik hanya dapat diperoleh dan dipelihara dalam kondisi kesehatan jasmaniah yang baik pula. Ini berarti bahwa gangguan penyakit jasmaniah yang diderita oleh seseorang akan mengganggu proses penyesuaian dirinya. Gangguan penyakit yang kronis dapat menimbulkan kurangnya kepercayaan pada diri sendiri, perasaan rendah diri, ketergantungan, perasaan ingin dikasihani dan sebagainya.
  1. Perkembangan, kematangan dan penyesuaian diri.
Sikap dapat diartikan sebagai kesediaan bereaksi indiviu terhadap suatu hal. Lebih terperinci lagi sikap dapat diartikan sebagai kecenderungan yang relatif stabil yang dimiliki seseorang dalam mereaksi (baik reaksi negatif maupun reaksi positif) terhadap dirinya sendiri, orang lain, benda situasi / kondisi sekitarnya. Sikap remaja awal yang berkembang terutama menonjol dalam sikap sosial, lebih – lebih sikap sosial yang berhubungan dengan teman sebaya. Sikap positif remaja awal terhadap teman sebaya berkembang dengan pesat setelah remaja mengenal adanya kepentingan dan kebutuhan yang sama.
Sikap solider atau senasib seperjuangan dirasakan dalam kehidupan kelompok baik dalam kelompok yang sengaja dibentuk ataupun kelompok yang terbentuk dengan sendirinya. Simpati dan merasakan perasaan orang lain telah mulai berkembang dalam usia remaja awal. Remaja berusaha bersikap sesuai dengan norma kelompokmya.
Sesuai dengan hukum perkembangan, tingkat kematangan yang dicapai berbeda – beda antara individu yang satu dengan yang lainnya, sehingga pencapaian pola - pola penyesuaian diri pun berbeda pula secara individual. Dengan kata lain, pola penyesuaian diri akan bervariasi sesuai dengan tingkat perkembangan dan kematangan yang dicapainya. Kondisi – kondisi perkembangan mempengaruhi setiap aspek kepribadian seperti emosional, sosial, moral, keagamaan dan intelektual.
3.    Penentu psikologis terhadap penyesuaian diri.
a.       Pengalaman
Tidak semua pengalaman mempunyai arti bagi penyesuaian diri. Pengalaman yang menyenangkan akan menimbulkan penyesuaian diri yang baik dan sebaliknya.
b.      Belajar
Proses belajar merupakan suatu dasar yang fundamental dalam proses penyesuaian diri, karena melalui belajar ini akan berkembang pola – pola respon yang akan membentuk kepribadian. Sebagaian besar respon dan ciri kepribadian lebih banyak yang diperoleh dari proses belajar daripada yang diperoleh secara diwariskan. Proses belajar ini akan berlangsung sepanjang hayat.
c.       Determinasi diri
Dalam proses penyesuaian diri, disamping ditentukan oleh faktor – faktor terebut diatas, orang itu sendiri menentukan dirinya, terdapat faktor kekuatan yang mendorong untuk mencapai taraf penyesuaian yang tinggi. Faktor – faktor itulah yang disebut determinasi diri.
Determinasi diri mempunyai peranan penting dalam proses penyesuaian diri karena mempuyai peranan dalam pengendalian arah dan pola penyesuaian diri. Ada beberapa orang dewasa yang mengalami pengalaman penolakan ketika masa kanak – kanak, tetapi mereka dapat menghindarka diri dari pengaruh negatif karena dapat menentukan sikap atau arah dirinya sendiri.
d.      Konflik dan Penyesuaian
Tanpa memperhatikan tipe–tipe konflik, mekanisme konflik secara essensial sama yaitu pertentangan antara motif–motif.
Ada beberapa pandangan bahwa konflik bersifat mengganggu atau merugikan. Namun ada yang berpandangan bahwa konflik dapat bermanfaat memotivasi seseorang untuk meningkatkan kegiatan.

4.      Kondisi Lingkungan
a.       Rumah / keluarga
Keluarga sangat besar pengaruhnya dalam kehidupa remaja. Kasih sayang orang tua dan anggota keluarga yang lain akan memberi dampak dalam kehidupan mereka. Demikian pula cara mendidik atau cntoh tauladan dalam keluarga khususnya orang tua akan sangat memberi input yang luar biasa.
Dalam keluarga yang bahagia dan sejahtera serta memiliki tauladan keislaman yang baik dari orang tua, Insya Allah remaja akan tumbuh dengan rasa aman, berakhlak mulia, sopan santun dan taat melaksanakan perintah agamanya.
Selain pendidikan agama, remaja juga memerukan komunikas yang baik dengan orang tua, karena ia ingin dihargai, didengar, dan diperhatikan keluhannya. Dalam masalah ini diperlukan orang tua yang dapat bersikap tegas namun akrab (friendly).
Dalam mendidik anak dilakukan dengan cara yang masuk akal atau logis, mampu menjelaskan mana yang baik dan mana yang buruk, melakukan pendekatan persuasif dan memberikan perhatian yang cukup. Semua itu tidak lain karena remaja sekarang kritis dan wawasannya berkembang lebih cepat akibat arus informasi dan globalisasi
b.      Lingkungan Sekolah
Sekolah adalah rumah kedua, tempat remaja memperoleh pendidikan formal, dididik dan diasuh oleh para guru. Dalam lingkungan inilah remaja berlatih untuk menigkatkan kemampuan daya pikirnya. Bagi remaja yang sudah menginjak perguruan tinggi, nampak sekali perkembangan intelektualitasnya. Tidak hanya sekedar menerima tapi mereka juga mampu beradu argumen dengan pengajarnya.Dalam lingkungan sekolah guru memegang peranan penting sebab guru bagaikan pengganti orang tua. Karena itu, diperlukan guru yang arif, bijaksana, mau membimbing dan mendorong anak didik untuk aktif dan maju, memahami perkembangan remaja serta seseorang yang dapat dijadikan tauladan.
c.       Lingkungan teman sepergaulan
Teman sebaya adalah sangat penting sekali pengaruhnya bagi kehidupan remaja, baik itu teman sekolah, organisasi maupun teman bermain. Pada usia remaja mereka berusaha untuk bebas dari keluarga dan tidak bergantung pada orang tua. Akan tetap pada waktu yang sama ia takut kehilangan rasa nyaman yang telah diperolehnya selama masa kanak – kanak.
Oleh karena itu, kita wajib berhati – hati dalam memilih teman, karena pergaulan yang salah dapat empengaruhi proses dan pola – pola penyesuaian diri.

5.      Kultural dan agama sebagai penentu penyesuaian diri
Lingkungan kultural dimana individu berada dan berinteraksi akan menentukan pola-pola penyesuaian dirinya. Contohnya tatacara kehidupan di sekolah, masjid, gereja, dan semacamnya akan mempengaruhi bagaimana anak menempatkan diri dan bergaul dengan masyarakat sekitarnya. Agama memberikan suasana psikologis tertentu dalam mengurangi konflik, frustasi dan ketegangan lainnya. Agama juga memberikan suasana damai dan tenang bagi anak. Agama merupakan sumber nilai, kepercayaan dan pola-pola tingkah laku yang akan memberikan tuntunan bagi arti, tujuan, dan kestabilan hidup umat manusia. Agama memegang peranan penting sebagai penentu dalam proses penyesuaian diri.














BAB III
Penutup


3.1 Kesimpulan
Manusia tidak dilahirkan dalam keadaan telah mampu menyesuaikan diri, maka penyesuaian diri terhadap lingkungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan memerlukan proses yamg cukup unik. Penyesuaian diri dapat diartikan adaptasi, konformitas, penguasaan, dan kematangan emosional. Proses penyesuaian diri yang tertuju pada pencapaian keharmonisan antara faktor internal dan eksternal anak sering menimbulkan konflik, tekanan, frustasi, dan berbagai macam perilaku untuk membebaskan diri dari ketegangan.
Kondisi fisik, mental, dan emosional dipengaruhi dan diarahkan oleh faktor-faktor lingkungan di mana kemungkinan akan berkembang proses penyesuaian yang baik atau salah. Selain faktor lingkungan, faktor psikologis, kematangan, kondisi fisik, dan kebudayaan juga mempengaruhi proses penyesuaian diri.

Tidak ada komentar: